Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Comparative Analysis of Traditional Methods with Activity Based Costing on Cost of Goods Produced by Yotta and Paduante Businesses Nur abdi, Muhammad; Chairul Iksan Burhanuddin; Amran, Amran; Syamsuddin, Syamsuddin
International Journal of Economics, Business and Innovation Research Vol. 4 No. 02 (2025): International Journal of Economics, Business and Innovation Research( IJEBIR)
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MSMEs generally know the meaning of production costs, but do not understand the elements of calculating production costs, resulting in unreasonable determination of production costs. If MSMEs are unable to determine the cost of goods produced and the cost of goods sold accurately, it will have a negative impact on MSMEs in the long run. Quantitative Descriptive analysis method, with a case study research method regarding the comparative analysis of the Traditional method with the Activity Based Costing method on the calculation of Cost of Goods Manufactured at Yotta and Paduantea Businesses. The object used in this study is the Cost of Goods Manufactured using the Traditional method and the Activity Based Costing method. The unit of analysis used in this research is Yotta and Paduantea MSMEs. The results of calculations using the two methods result in differences in factory overhead charges which result in differences in the cost of goods produced. In the table above, Hazelnut Yotta is in a balanced condition where the difference figure is Rp. 0 and Green tea Paduan tea also experiences Overcosting or high costs of Rp. 14. Green tea Paduantea's COGS reported using the Traditional method is Rp.1,562 while the COGS with the Activity Based Costing method is Rp. 1,548, this shows that the reported COGS is Overcosting by Rp. 14, -. The COGS for Hazelnut Yotta reported using the Traditional method is Rp. 1,833 while the calculation of COGS with the Activity Based Costing method is Rp. 1,833.
Peran Budaya ‘’Akkammisi’’ Dalam Peningkatan Ekonomi Petani Perspektif Al-Qurán Pada Masyarakat Tani Desa Kanreapia Nur Abdi, Muhammad; Chairul iksan burhanuddin; Jamaluddin, Jamaluddin; Amran, Amran
Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (Jebma) Vol. 3 No. 1 (2023): Article Research Volume 3 Issue 1, Maret 2023
Publisher : Yayasan Cita Cendikiawan Al Kharizmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/jebma.v3i1.2776

Abstract

Penelitian ini dilakukan di masyarakat desa kanreapia kabupaten gowa Sulawesi selatan dengan mengambil budaya lokal Akkammisi dengan melihat dari perspektif Al-Qurán. Akkammisi Adalah penentuan waktu atau hari dalam budaya masyarakat tani desa Kanreapia dalam melakukan kegiatan kerja bakti atau gotong royong dalam mengerjakan beberapa hal yang berhubungan dengan lingkungan dan kepentingan umum. Akkammisi di prakarsai oleh seorang tokoh masyarakat desa Kanreapia yang bernama Daeng Solle sekitar tahun 70an dan di terapkan hingga hari ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti melakukan wawancara secara mendalam deep interview dengan sekelompok masyarakat yang di pilih menjadi informan kunci yang dianggap bisa mengungkapkan budaya akkammisi dalam kelompok masyarakat tersebut dan kemudian dilakukan analisis mendalam dengan pendekatan islam terkait budaya tersebut. Masyarakat local berlokasi di desa kanreapia kabupaten gowa Sulawesi selatan, dimana berkembang adat, budaya, kebiasaan setempat yang dikenal dengan akkammisi. Sehingga peneliti mengambil tokoh masyarakat desa setempat untuk mengetahui, memahami dan memaknai budaya akkammisi tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa budaya akkammisi merupakan budaya adat istiadat yang menjaga kelestarian alam sekitar masyarakat tani, dengan melakukan perbaikan jalan tani dan irigasi perairan tani ke ladang setiap hari kamis yang berdampak langsung mempermudah alur distribusi tani, dan jika ditinjau dari perspektif al quran maka adat tersebut erat kaitannya dalam menjalankan firman Allah untuk menjaga alam dan tidak merusak alam.