Tulisan ini mengkaji salah satu manuskrip mushaf al-Qur’an yang tersimpan di Masjid Agung Keraton Surakarta , yakni salinan Sayyid Ibrahim bin ‘Abdullah al-Jufri. Naskah tersebut memiliki banyak hal eksentrik yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh. Salah satu yang kemudian menjadi kajian dalam tulisan ini adalah berkaitan dengan aspek waqf dan ibtidÄ’ dengan simbol yang berbeda dengan mushaf-mushaf yang beredar dan menjadi bacaan masyarakat di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode kajian kepustakaan (library research) yakni melakukan pengkajian literatur baik dengan membaca, menelaah, atau menganalisis berbagai sumber. Adapun metode pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, wawancara, dan digitalisasi. Sementara analisis data yang dipakai adalah dengan metode deskriptif-analitif, yakni mendeskripsikan data yang berkaitan dengan objek kajian, hasilnya kemudian dianalisis secara kritis. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode filologi, yakni metode edisi naskah tunggal. Sumber primer penelitian ini adalah manuskip mushaf al-Qur’an Tuan Sayyid IbrÄhÄ«m al-Jufri, sementara sumber sekunder diambil dari data literatur yang relevan dengan tema penelitian. Berdasarkan hasil pengkajian, diketahui bahwa manuskrip mushaf al-Qur’an Sayyid Ibrahim al-Jufri ini menerapkan simbolisasi waqf dan ibtidÄ’ dengan lima model, yakni " تــــ" (waqf tÄm), “ Ú© †(waqf kÄfÄ«y), “Øâ€ (waqf hasan), "لازم" (waqf lazim), dan “" نبوي (waqf Nabawiy).