Azmi, Muhammad Fadhli
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Qur'an Center: a Key Pillar in Strengthening Islamic Education in Modern Society Azmi, Muhammad Fadhli; Mahariah, Mahariah
At-Tarbiyat Vol 8 No 1 (2025): Islamic Education (In Press)
Publisher : Institut Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37758/jat.v8i1.713

Abstract

This research analyzes the contribution of Qur'an Center in instilling the values ​​of Islamic education based on the Qur'an, as well as its relevance to the concept of Islamic education in Surah Luqman verses 13-19. The Qur'an Center has an important role in shaping the character of the younger generation, especially amidst the negative impacts of globalization which can shift religious values. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis, collecting data through observation, interviews and document analysis. The findings show that Qur'an Center Amal Ikhlash has implemented guidance based on Al-Qur'an values ​​well, but the implementation is not yet completely comprehensive. Several values ​​in Surah Luqman verses 13-19 have been integrated into the curriculum, but there is still room for development. Qur'an Center plays an important role in instilling the values ​​of Islamic education which can shape the character and personality of students who are strong, and able to compete in the era of globalization. This research provides important insights for Islamic educational institutions to strengthen Al-Qur'an-based curricula. In addition, this research offers a new approach by integrating the concept of Islamic education from Surah Luqman as an innovation in strengthening character education that is relevant to the challenges of the modern era.
Integrasi Ilmu dan Transdisiplinaritas dalam Praktik Wahdatul ‘Ulum di UIN Sumatera Utara Azmi, Muhammad Fadhli; Sumanti, Solihah Titin; Harahap, Muhammad Riduan
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 9, No 4 (2025): Oktober-Desember
Publisher : Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v9i4.26856

Abstract

Penelitian ini mengkaji pemahaman civitas akademika dan praktik penerapan paradigma wahdatul ‘ulum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara sebagai wujud integrasi ilmu dalam kerangka Pendekatan Studi Islam Transdisipliner. Latar belakang penelitian ini merujuk pada transformasi epistemologis pasca-peralihan status dari IAIN menjadi UIN, yang menuntut penyatuan ilmu agama dan ilmu umum dalam satu visi tauhid. Penelitian ini bertujuan untuk menggali realitas sosial-akademik sebagaimana dialami dan dipahami oleh para pelaku di lingkungan UIN Sumatera Utara terkait penerapan paradigma wahdatul ‘ulum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap tiga informan utama, dosen selaku pengelola paradigma, mahasiswa, dan perwakilan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun wahdatul ‘ulum telah diadopsi secara institusional melalui kebijakan kurikuler seperti integrasi dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan pembentukan Unit Wahdatul ‘ulum, implementasinya masih bersifat prosedural dan tekstual. Pemahaman yang tidak seragam di kalangan dosen, minimnya kompetensi paradigmatik, serta dominasi budaya akademik dikotomis menghambat internalisasi yang transformatif. Implikasi temuan ini menunjukkan bahwa tanpa standarisasi kompetensi, pelatihan berkelanjutan, dan desain kurikulum transdisipliner yang holistik, paradigma ini berisiko menjadi jargon administratif yang justru memperkuat dikotomi yang ingin diatasi. Penelitian ini merekomendasikan penguatan komitmen institusional untuk menjadikan wahdatul ‘ulum bukan hanya sebagai kebijakan, tetapi sebagai “poros epistemologis” yang hidup dalam seluruh praktik akademik.
Integrasi Ilmu dan Transdisiplinaritas dalam Praktik Wahdatul ‘Ulum di UIN Sumatera Utara Azmi, Muhammad Fadhli; Sumanti, Solihah Titin; Harahap, Muhammad Riduan
EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Vol 9, No 4 (2025): Oktober-Desember
Publisher : Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/er.v9i4.26856

Abstract

Penelitian ini mengkaji pemahaman civitas akademika dan praktik penerapan paradigma wahdatul ‘ulum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara sebagai wujud integrasi ilmu dalam kerangka Pendekatan Studi Islam Transdisipliner. Latar belakang penelitian ini merujuk pada transformasi epistemologis pasca-peralihan status dari IAIN menjadi UIN, yang menuntut penyatuan ilmu agama dan ilmu umum dalam satu visi tauhid. Penelitian ini bertujuan untuk menggali realitas sosial-akademik sebagaimana dialami dan dipahami oleh para pelaku di lingkungan UIN Sumatera Utara terkait penerapan paradigma wahdatul ‘ulum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap tiga informan utama, dosen selaku pengelola paradigma, mahasiswa, dan perwakilan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun wahdatul ‘ulum telah diadopsi secara institusional melalui kebijakan kurikuler seperti integrasi dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan pembentukan Unit Wahdatul ‘ulum, implementasinya masih bersifat prosedural dan tekstual. Pemahaman yang tidak seragam di kalangan dosen, minimnya kompetensi paradigmatik, serta dominasi budaya akademik dikotomis menghambat internalisasi yang transformatif. Implikasi temuan ini menunjukkan bahwa tanpa standarisasi kompetensi, pelatihan berkelanjutan, dan desain kurikulum transdisipliner yang holistik, paradigma ini berisiko menjadi jargon administratif yang justru memperkuat dikotomi yang ingin diatasi. Penelitian ini merekomendasikan penguatan komitmen institusional untuk menjadikan wahdatul ‘ulum bukan hanya sebagai kebijakan, tetapi sebagai “poros epistemologis” yang hidup dalam seluruh praktik akademik.