Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EPISTEMOLOGI ILMU NAHWU: STUDI ILMU TATA BAHASA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU Roziqi, Ahmad Khoirur; Bakar, M. Yunus Abu
Al-Fakkaar Vol 6 No 1 (2025): Februari
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Unisda Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/alf.v6i1.7983

Abstract

The purpose of this study is to analyze the nature, history, scope, objectives and benefits, and validity of nahwu science in an epistemological perspective so that we know that nahwu science can be called a branch of science that studies the depth of Arabic, because many people still do not know how this science is built. The approach used to research this research is descriptive-qualitative which is literature-based, including library research. Namely, searching for and studying literature that is related to the problems that are the object of this research study, not only based on books but also in journals, magazines, and so on. With an Islamic educational philosophy approach based on library data accompanied by discourse analysis, it was found that nahwu science is a science that studies the structure of Arabic grammar. The scope of the study of nahwu science is an explanation of i'rob, mawaqi'ul i'rob, isbat, nafy, rutbah (taqdim or ta'khir), numbers. This nahwu science is sourced from the Qur'an, hadith, poetry, prose. And the validity of Nahwu is considered correct if it is in accordance with the views of scholars from various schools of thought, such as Basrah, Kufah, Baghdad, and Andalusia.
Batasan Suami Mafqud Dalam Kompilasi Hukum Islam Perspektif Maqoshid Al-Usroh Jamaluddin ‘Attiyyah (Analisis Putusan Nomor: 401/PDT.G/2024/PA.JBG) Roziqi, Ahmad Khoirur; Mamduh, Mohammad Shofi
JURNAL MULTIDISIPLIN ILMU AKADEMIK Vol. 2 No. 2 (2025): April
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jmia.v2i2.4347

Abstract

 Meskipun perkawinan dianggap sakral, namun akhir-akhir ini banyak terjadi perceraian dengan berbagai alasan, salah satunya adalah suami yang mafqud. Dalam KHI, mafqud perkara diatur dalam pasal 116 huruf b yang menyatakan bahwa perceraian dapat terjadi apabila terpenuhinya alasan-alasan yang disebutkan pada ayat 2. Namun dalam putusan pengadilan agama Nomor 401/Pdt.G/2024/PA.Jbg, majelis hakim memutuskan suatu perkara tidak sesuai dengan hukum KHI. Dalam hal ini, penulis memaparkan tentang dasar Hakim Pengadilan dalam Putusan Nomor 401/Pdt.G/PA.Jbg, apakah Batas Waktu 2 Tahun dalam Kompilasi Hukum Islam masih relevan saat ini? dan memaparkan pendapat Maqosid Al-Usroh tentang suami mafqud sebagai alasan perceraian dalam Putusan Nomor 401/Pdt.G/PA.Jbg. Fokus kajian ini adalah kajian hukum normatif. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kepustakaan berdasarkan operasional pengumpulan data yang diteliti. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data primer dan sekunder. Kajian Maqosid Al-Usroh digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi mashlahah yang terkait dengan landasan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yang memungkinkan ketentuan-ketentuan hukum disertai dengan perkembangan dan berbagai perspektif di dunia. Dalam penelitian ini ditemukan dua hasil. Pertama, dasar dalam memutus perkara oleh hakim sesuai dengan proses, menggunakan hukum formil dan materiil, hukum agama, dan keadilan bagi kedua belah pihak. Kedua, analisis Maqosid Al-Usroh yang digunakan dalam pengambilan putusan Nomor 401/Pdt.G/2024/PA.Jbg., menunjukkan bahwa pertimbangan hakim sangat sesuai dengan Maqosid Al-Usroh.