Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analysis of Neonatal Death Risk Factors Based on Neonatal Death Report Ekawati, Gusni; Tanesib, Amran Julianto; Kusumayati, Agustin
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 3 (2025): Volume 11 No 3 Maret 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i3.19475

Abstract

ABSTRAK: ANALISIS FAKTOR RISIKO KEMATIAN NEONATAL BERDASARKAN DATA LAPORAN KEMATIAN NEONATAL  Latar Belakang: Kematian neonatal masih termasuk dalam masalah kematian bayi, di mana angka kematian bayi (AKB) digunakan untuk melihat seberapa besar kematian bayi di suatu daerah. AKB sangat diperhatikan karena menjadi salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat sehingga memberikan gambaran mengenai kesehatan penduduk secara umum.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian neonatal di Kota Bogor pada Tahun 2023.Metode: Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi case control.  Populasi penelitian terdiri dari seluruh kasus kematian neonatal yang terjadi pada tahun 2023. Instrumen penelitian menggunakan data laporan kematian neonatal Kota Bogor tahun 2023.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara umur ibu (p-value 0,024), paritas ibu (p-value 0,002) dengan kematian neonatal. Namun, tidak ditemukan hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu (p-value 0,226), usia kehamilan (p-value 0,108) dengan kematian neonatal.Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur ibu, paritas ibu dengan kematian neonatal.Saran: Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan beberapa langkah untuk mencegah kematian neonatal di Kota Bogor, yaitu meningkatkan edukasi dan promosi kesehatan kepada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan yang rutin dan lengkap, meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama bagi ibu hamil dan bayi baru lahir dengan risiko tinggi, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir dan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kematian neonatal di Kota Bogor. Kata Kunci : Kematian Neonatal, Kota Bogor ABSTRACT Background: Neonatal deaths are still included in the problem of infant mortality, where how much infant mortality in a region can be measured by the infant mortality rate (IMR). IMR is of great concern because it is one of the indicators of the level of public health to provide an overview of the health of the population in general.Purpose: This study aims to identify the factors influencing neonatal mortality in Bogor City in 2023.Methods: The research employs a quantitative method with a case-control study design. The study population consists of all neonatal mortality cases that occurred in 2023. The research instrument uses data from the 2023 neonatal mortality report for Bogor City.Results: The results indicate a significant relationship between maternal age (p-value 0.024), maternal parity (p-value 0.002), and neonatal mortality. However, no significant relationship was found between maternal education level (p-value 0.226), gestational age (p-value 0.108), and neonatal mortality.Conclusion: From these findings, it can be concluded that there is a relationship between maternal age, maternal parity, and neonatal mortality.Suggestions: Based on the results of the study, several steps are recommended to prevent neonatal death in Bogor City, namely Increase health education and promotion for pregnant women regarding the importance of regular and comprehensive antenatal checkups, Improve access to maternal and child health services, especially for pregnant women and newborns at high risk, Improving the quality of maternal and child health services, childbirth services, and newborn care, and Conduct further research to identify other factors that correlate with neonatal mortality in Bogor City. Keywords: Neonatal Mortality, Bogor City
Overview of Emergency Case Management Capability at PONED Puskesmas X Siyania, Piya; Tanesib, Amran Julianto; Fikawati, Sandra
jitek Vol 12 No 2 (2025): Maret 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jitek.v12i2.1966

Abstract

X Health Center UPTD, which is located in an urban area, is categorized as a Non-Inpatient Health Center with the capability of Basic Emergency Neonatal Obstetric Services (PONED) and 24 hours Emergency Services. This study aims to evaluate the ability to handle maternal and neonatal emergencies at PONED UPTD X Health Center. This research uses qualitative methods by conducting in-depth interviews with health workers (1 Doctor, 1 Midwife, 1 Nurse and 1 patient) and direct observation of infrastructure. The research was conducted from May to June 2024. The results of the study show that in PONED facilities there are still limitations in resuscitation equipment and certain drugs. Only 13.6% of the support team has attended PONED training. Limited staff of doctors and laboratory analysts hampers 24-hour service. Although there has been an increase in deliveries and a decrease in referrals, some cases should be treated without referral. There is an important role of social support and collaboration in improving services. There is a need to increase the number of trained health workers, continuous training, provision of medical equipment and medicines and increased collaboration with referral facilities.
Determinan Kejadian Loss to Follow Up Pengobatan Antiretroviral (ARV) Pada Pasien HIV/AIDS di RSUD Khidmat Sehat Afiat Kota Depok Tahun 2025 Putri, Novia Fatmawati; Tanesib, Amran Julianto; Herdayanti, Mila
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 10, No 3: Agustus 2025
Publisher : Master of Epidemiology, Faculty of Public Health, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v10i3.26901

Abstract

Background: RS “X” Depok City recorded that around 13,054 people living with HIV (PLWHA) have accessed antiretroviral (ARV) services until 2025. However, until now there has been no research related to Lost to Follow Up (LTFU) in Depok City Hospital “X”. Research is needed to determine the determinants of the incidence of LTFU of ARV treatment, especially in HIV/AIDS patients at “X” Depok City Hospital.Methods: T This study used a quantitative approach with a cross-sectional design. The population in this study were all patients who had accessed ARV treatment services at “X” Hospital in Depok City in 2024. The sample in this study was 312 PLWHA obtained using simple random sampling technique. The dependent variable in this study was the incidence of LTFU, while the independent variables included age, gender, place of residence, referral origin, duration of ARV consumption and population group. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analysis with p<0.05 and 95% confidence level.Results: The results showed that 44.2% of HIV/AIDS patients at RS “X” Depok City experienced LTFU. The variables of residence and referral origin were significant predictors of the incidence of LTFU in HIV/AIDS patients at RSUD “X” Depok City.Conclusion: There needs to be assistance for HIV/AIDS patients who live in Depok City and HIV/AIDS patients who come alone without a referral so that they can continue to undergo ARV treatment continuously.Keywords: Antiretroviral, HIV, AIDS, Loss to Follow Up
Literatur Review: Faktor Risiko Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Bernardino, Antonio; Tanesib, Amran Julianto; Djamalus, Hendra
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.48359

Abstract

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang rentan mengalami kelelahan kerja akibat tingginya tuntutan fisik, mental, dan emosional dalam memberikan pelayanan keperawatan. Kelelahan ini berdampak negatif terhadap kesehatan perawat, menurunkan kualitas pelayanan, serta meningkatkan risiko kesalahan klinis dan turnover. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan merangkum faktor-faktor risiko kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit melalui tinjauan literatur. Penelitian ini merupakan literature review yang disusun berdasarkan pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan melalui database Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan SAGE Journals, dengan rentang tahun publikasi 2019-2025. Seleksi dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dan diperoleh 8 artikel yang dianalisis secara tematik naratif. Hasil telaah menunjukkan bahwa kelelahan kerja pada perawat dipengaruhi oleh empat kelompok faktor utama, yaitu: (1) beban kerja fisik dan mental, (2) pola kerja dan shift malam, (3) lingkungan kerja dan dukungan organisasi, serta (4) faktor individu dan gaya hidup. Beban kerja mental, kurang tidur, jadwal kerja panjang, serta kurangnya dukungan manajemen menjadi faktor dominan penyebab kelelahan. Kelelahan kerja pada perawat merupakan masalah kompleks yang membutuhkan pendekatan holistik. Upaya pencegahan dan penanganan harus mencakup perbaikan sistem kerja, manajemen beban kerja, dukungan organisasi, serta promosi gaya hidup sehat untuk menjaga kesejahteraan perawat dan mutu pelayanan rumah sakit.
Determinasi Sosiodemografi terhadap Supresi Viral Load pada Orang Dengan HIV di Oecusse-Timor Leste Santos, Lolita Lay dos; Tanesib, Amran Julianto; Prasetyo, Sabarinah
Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 (2026)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v10i1.52075

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat global. Target 95-95-95 UNAIDS menekankan pentingnya pencapaian supresi viral load untuk menekan transmisi HIV dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV (ODHIV). Namun, di Timor Leste, hanya 42,4% ODHIV yang mencapai supresi viral load, jauh di bawah target global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinasi faktor sosiodemografi terhadap jumlah viral load pada ODHIV di Oecusse. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan data sekunder dari rekam medis pasien HIV di wilayah Oecusse. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 46 ODHIV. Variabel dependen adalah jumlah viral load (<1000 kopi/ml dan ≥1000 kopi/ml), sedangkan variabel independen meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status perkawinan. Analisis dilakukan secara deskriptif dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil menunjukkan 52,2% pasien memiliki viral load <1000 kopi/ml. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin (p=1,000), usia (p=0,869), tingkat pendidikan (p=0,182), dan status perkawinan (p=0,700) dengan jumlah viral load. Meskipun pendidikan rendah menunjukkan kecenderungan supresi lebih tinggi, perbedaannya tidak signifikan. Faktor sosiodemografi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah viral load pada ODHIV di Oecusse. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar serta mempertimbangkan variabel klinis dan kepatuhan terapi ART diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai faktor yang memengaruhi keberhasilan terapi HIV.