Latar belakang: Infeksi virus dengue dapat menyebabkan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus tersebut ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes sebagai vektor penting. Faktor perubahan cuaca, seperti curah hujan dan temperatur, memiliki dampak padapenyebaran DBD. Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika DBD di Provinsi Bengkulu serta hubungannya dengan kondisi iklim, sehingga dapat mendukung pengembangan strategi terkait pencegahan dan pengendalian yang adaptif terhadap perubahan iklim.Metode: Pendekatan observasional analitik dan desain studi ekologi time series study digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel kondisi iklim dengan persebaran jumlah kasus DBD di Provinsi Bengkulu dengan uji korelasi Pearson.Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa variabel curah hujan, kelembapan udara, temperatur udara, dan kecepatan angin tidak ada hubungan yang signifikan terhadap jumlah kasus DBD di Provinsi Bengkulu tahun 2012-2021. Semua variabel menunjukkan koefisien korelasi (r) mendekati nol, dan nilai probabilitas (p) melebihi tingkat signifikansi (p=0,05). Namun, di beberapa kabupaten menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara curah hujan, suhu udara dan kecepatan angin dengan jumlah kasus DBD.Simpulan: variabel kondisi iklim pada studi ini yaitu curah hujan, kelembapan udara, temperatur udara, dan kecepatan angin, menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan jumlah kasus DBD. Meskipun demikian, beberapa wilayah menunjukkan ada hubungan signifikan dengan curah hujan dan temperatur udara. ABSTRACT Title: Spatial-Temporal Analysis of Relationship Between Climate Conditions and Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in 2012-2021 in BengkuluBackground: Dengue Hemorrhagic Fever or DHF is caused by Dengue virus (DENV) infection transmitted through the bite of Aedes mosquitoes, main vector. Climate change factors, like rainfall and temperature, impact the spread of infeksi dengue.Method: This research aims to provide a comprehensive study of DHF dynamics in Bengkulu Province and its correlation with climate conditions, supporting the development of adaptive prevention and control strategies against climate change. This study employs an observational analytical approach and a time series ecological study design to explore the relationship between climate variables and the distribution of DHF cases in Bengkulu Province, using Pearson correlation analysis.Result: The results indicate that rainfall, air humidity, air temperature, and wind speed variables do not significantly correlate with the number of DHF cases in Bengkulu Province from 2012 to 2021. All variables show correlation coefficients (r) close to zero, and the probability values (p) exceed the significance level (p=0.05). However, in some districts, there is a significant relationship between rainfall, air temperature, and wind speed with the number of DHF cases.Conclusion: Several areas show that the incidence of dengue hemorrhagic fever is related to rainfall and air temperature