Peran Bank Sentral, dan lebih khusus lagi Bank Indonesia, dalam proses mengatur inflasi dan deflasi melalui penggunaan kebijakan moneter diselidiki dalam artikel ini. Melalui pengaturan suku bunga dan jumlah uang yang beredar, kebijakan moneter adalah instrumen utama yang berfungsi untuk memastikan stabilitas harga dan menyediakan manajemen ekonomi nasional. Ketika terjadi inflasi, Bank Indonesia biasanya akan menaikkan suku bunga untuk membatasi konsumsi dan investasi. Di sisi lain, ketika terjadi deflasi, Bank Indonesia akan menerapkan kebijakan moneter yang ekspansif dengan menurunkan suku bunga dan meningkatkan likuiditas pasar. Fokus utama dari tulisan ini adalah pentingnya sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan non-moneter dalam pengelolaan volatilitas harga dan pemeliharaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan fokus utama pada instrumen kebijakan seperti suku bunga acuan, operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib minimum (GWM). Salah satu metode studi yang digunakan adalah studi literatur, yaitu analisis terhadap kebijakan dan literatur yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia dan bank sentral lainnya. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pengendalian inflasi dilakukan dengan penerapan kebijakan moneter yang ketat dengan tujuan untuk membatasi jumlah uang beredar. Di sisi lain, pengendalian deflasi dilakukan dengan penerapan pelonggaran moneter untuk meningkatkan permintaan agregat dan likuiditas. Dalam rangka menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, interaksi antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan non-moneter mutlak diperlukan.