Meutia, Liza
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Determinan Pemberian Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) Untuk Mencegah Penyakit Tuberculosis Pada Balita Di Indonesia Meutia, Liza; Priyo Hastono, Sutanto
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.2181

Abstract

Tuberculosis masih menjadi masalah utama kesehatan dengan tingkat morbiditas tinggi dan menjadi penyebab banyak kematian setiap tahunnya. Dari seluruh kasus tuberculosis baru setiap tahun, 11% terjadi pada anak-anak. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terdapat 1263 anak dibawah 5 tahun yang meninggal karena tuberculosis. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi BCG di Indonesia. Namun data menunjukkan masih banyak provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan vaksinasi BCG rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan pemberian vaksinasi BCG pada balita di Indonesia. Penelitian analitik obeservasional dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan terhadap 6829 responden yang telah diwawancara dalam SDKI 2018, dan dianalisis dengan menggunakan metode kompleks survey. Hasil analisis multivariat diperoleh variabel jumlah anak (aOR=1,50; p=0,001), keinginan kelahiran (aOR=0,57 dan p=0,002), jaminan kesehatan (aOR=1,33; p=0,001), jaminan kesehatan (aOR=1,14; p=0,002), realitas jumlah anak (aOR=1,37; p=0,002), pengambilan keputusan (aOR=1,56; p=0,005), penggunaan internet (aOR=1,50; p=0,001), dan tempat tinggal (aOR=1,45; p=0,001) merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian vaksinasi BCG. Faktor yang paling mendominasi ibu yang tidak mempunyai andil dalam pengambilan keputusan. Walaupun cakupan vaksinasi BCG di Indonesia sudah cukup baik, namun masih terdapat balita yang belum mendapatkan vaksinasi BCG. Untuk itu, berbagai intervensi edukasi akan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit yang lebih optimal, serta pemberian informasi terkait keamanan dan kehalalan vaksin perlu ditingkatkan.
Determinan Pemberian Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) Untuk Mencegah Penyakit Tuberculosis Pada Balita di Indonesia Meutia, Liza; Priyo Hastono, Sutanto
Journals of Ners Community Vol 13 No 6 (2022): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i6.2317

Abstract

Tuberculosis masih menjadi masalah utama kesehatan dengan tingkat morbiditas tinggi dan menjadi penyebab banyak kematian setiap tahunnya. Dari seluruh kasus tuberculosis baru setiap tahun, 11% terjadi pada anak-anak. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terdapat 1263 anak dibawah 5 tahun yang meninggal karena tuberculosis. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi BCG di Indonesia. Namun data menunjukkan masih banyak provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan vaksinasi BCG rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan pemberian vaksinasi BCG pada balita di Indonesia. Penelitian analitik obeservasional dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan terhadap 6829 responden yang telah diwawancara dalam SDKI 2018, dan dianalisis dengan menggunakan metode kompleks survey. Hasil analisis multivariat diperoleh variabel status perkawinan (aOR=0,98; p=0,047), jumlah anak (aOR=1,84; p=0,001), keinginan kelahiran (aOR=0,55 dan p=0,013), jaminan kesehatan (aOR=1,49; p=0,001), penggunaan internet (aOR=1,46; p=0,014), dan wilayah tempat tinggal (aOR=0,67; p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian vaksinasi BCG. Faktor yang paling mendominasi adalah ibu yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Walaupun cakupan vaksinasi BCG di Indonesia sudah cukup baik, namun masih terdapat balita yang belum mendapatkan vaksinasi BCG. Untuk itu, berbagai intervensi edukasi akan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit yang lebih optimal, serta pemberian informasi terkait keamanan dan kehalalan vaksin perlu ditingkatkan
Spatial analysis of under five years pneumonia incidence in DIY Province 2020 Kusumadewi, Ni Nengah Sri; Makful, Martya Rahmaniati; Meutia, Liza
BKM Public Health and Community Medicine Vol 39 No 04 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v39i04.6669

Abstract

Purpose: Globally, pneumonia is a major cause of morbidity and mortality, as the largest burden of disease and death in developing countries. In 2018, more than 19,000 children under five died from pneumonia. The Under-five Mortality Rate (AKBa) reflects the social, economic, and environmental conditions in which children live and maintain their health. WHO issued an integrated global action to prevent and control the incidence of pneumonia and diarrhea (GAPPD). Yogyakarta is in the second position with the highest prevalence of pneumonia under five (3.7%). To carry out a more focused pneumonia prevention program, spatial pattern analysis is needed both globally and locally, this study examines whether there is a global and local spatial correlation in the number of pneumonia cases under five years in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) in 2020. Methods: This ecological study uses aggregated data at the sub-district level. DIY Province has 78 sub-districts that serve as the unit of analysis. Results: The global spatial autocorrelation test on the number of cases of toddler pneumonia in DIY is significantly positive. High-high areas include the sub-districts of Semin, Ponjong, Rongkop, Semanu, Karangmojo, Wonosari, Playen, Paliyan, Saptosari and Panggang. Hot spots were found in the southeastern region. A closer look at the sub-districts in the hotspot area, all from Gunung Kidul Regency, shows that specific interventions targeting these areas must be strengthened, regional health planning and resource allocation. Conclusion: A cluster correlation (clustering) exists spatially with the number of toddler pneumonia in the DIY. Locally, it can be seen that the hot spots (high-high) and low-high districts are found in one district. So it is a priority area that needs comprehensive handling but with a different emphasis according to the characteristics of each sub-district in one district.
Determinan Pemberian Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) Untuk Mencegah Penyakit Tuberculosis Pada Balita Di Indonesia Meutia, Liza; Priyo Hastono, Sutanto
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.2181

Abstract

Tuberculosis masih menjadi masalah utama kesehatan dengan tingkat morbiditas tinggi dan menjadi penyebab banyak kematian setiap tahunnya. Dari seluruh kasus tuberculosis baru setiap tahun, 11% terjadi pada anak-anak. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terdapat 1263 anak dibawah 5 tahun yang meninggal karena tuberculosis. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi BCG di Indonesia. Namun data menunjukkan masih banyak provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan vaksinasi BCG rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan pemberian vaksinasi BCG pada balita di Indonesia. Penelitian analitik obeservasional dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan terhadap 6829 responden yang telah diwawancara dalam SDKI 2018, dan dianalisis dengan menggunakan metode kompleks survey. Hasil analisis multivariat diperoleh variabel jumlah anak (aOR=1,50; p=0,001), keinginan kelahiran (aOR=0,57 dan p=0,002), jaminan kesehatan (aOR=1,33; p=0,001), jaminan kesehatan (aOR=1,14; p=0,002), realitas jumlah anak (aOR=1,37; p=0,002), pengambilan keputusan (aOR=1,56; p=0,005), penggunaan internet (aOR=1,50; p=0,001), dan tempat tinggal (aOR=1,45; p=0,001) merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian vaksinasi BCG. Faktor yang paling mendominasi ibu yang tidak mempunyai andil dalam pengambilan keputusan. Walaupun cakupan vaksinasi BCG di Indonesia sudah cukup baik, namun masih terdapat balita yang belum mendapatkan vaksinasi BCG. Untuk itu, berbagai intervensi edukasi akan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit yang lebih optimal, serta pemberian informasi terkait keamanan dan kehalalan vaksin perlu ditingkatkan.
Determinan Pemberian Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) Untuk Mencegah Penyakit Tuberculosis Pada Balita di Indonesia Meutia, Liza; Priyo Hastono, Sutanto
Journals of Ners Community Vol 13 No 6 (2022): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i6.2317

Abstract

Tuberculosis masih menjadi masalah utama kesehatan dengan tingkat morbiditas tinggi dan menjadi penyebab banyak kematian setiap tahunnya. Dari seluruh kasus tuberculosis baru setiap tahun, 11% terjadi pada anak-anak. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada tahun 2019 terdapat 1263 anak dibawah 5 tahun yang meninggal karena tuberculosis. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi BCG di Indonesia. Namun data menunjukkan masih banyak provinsi di Indonesia yang memiliki cakupan vaksinasi BCG rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan pemberian vaksinasi BCG pada balita di Indonesia. Penelitian analitik obeservasional dengan pendekatan cross-sectional ini dilakukan terhadap 6829 responden yang telah diwawancara dalam SDKI 2018, dan dianalisis dengan menggunakan metode kompleks survey. Hasil analisis multivariat diperoleh variabel status perkawinan (aOR=0,98; p=0,047), jumlah anak (aOR=1,84; p=0,001), keinginan kelahiran (aOR=0,55 dan p=0,013), jaminan kesehatan (aOR=1,49; p=0,001), penggunaan internet (aOR=1,46; p=0,014), dan wilayah tempat tinggal (aOR=0,67; p=0,002) merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian vaksinasi BCG. Faktor yang paling mendominasi adalah ibu yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Walaupun cakupan vaksinasi BCG di Indonesia sudah cukup baik, namun masih terdapat balita yang belum mendapatkan vaksinasi BCG. Untuk itu, berbagai intervensi edukasi akan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit yang lebih optimal, serta pemberian informasi terkait keamanan dan kehalalan vaksin perlu ditingkatkan