Proses penuaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti peningkatan cekaman oksidatif dan inflamasi di mana senyawa antioksidan seperti kuersetin dan eugenol dapat mengatasi hal tersebut. Kuersetin dan eugenol merupakan senyawa antioksidan yang dapat ditemukan di alam. Kuersetin dan eugenol memiliki aktivitas antioksidan pada sel khamir maupun sel mamalia. Namun, mekanisme kedua senyawa ini dalam meregulasi penuaan di level molekuler belum tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui interaksi senyawa kuersetin dan eugenol pada protein Sir2 pada Saccharomyces cerevisiae yang memiliki peran sebagai regulator sistem penuaan. Penelitian menggunakan studi penambatan molekular dengan senyawa kuersetin dan eugenol sebagai ligan uji, sedangkan reseptornya menggunakan Sir2 asal Saccharomyces cerevisiae dengan kode PDB, 2HJH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa kuersetin dan eugenol dapat berikatan secara molekuler dengan protein Sir2. Parameter afinitas ikatan (ΔG) dilihat dengan nilai negatif yang tinggi. Senyawa kuersetin memiliki afinitas ikatan (ΔG) sebesar -8.5 kkal/mol, sedangkan pada senyawa eugenol memiliki afinitas ikatan (ΔG) sebesar -6.5 kkal/mol. Selain itu, adanya ikatan kimia dan residu asam amino menunjukkan bahwa senyawa ligan uji memiliki potensi untuk bersaing dengan ligan alami. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek ligan uji terhadap lintasan penuaan, in vivo.