Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Kepemimpinan Pemerintah Kota Baubau dalam Pengembangan Infrastruktur Suhada, Suhada; Junaid Gazalin; Rajlun Fahrian; Gilang Syaputra; La yunus
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i3.7805

Abstract

Kepemimpinan pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur, terutama di kota-kota yang sedang berkembang seperti Baubau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pemerintah kota Baubau dalam mendorong pertumbuhan infrastruktur serta tantangan yang dihadapi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, melalui wawancara, observasi, dan studi literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan pemerintah Kota Baubau berperan strategis dalam pengembangan infrastruktur yang meliputi jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan, serta layanan publik lainnya. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran, birokrasi, dan partisipasi masyarakat yang rendah. Pemerintah Kota Baubau diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dengan sektor swasta, memperkuat perencanaan jangka panjang, serta membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
Upacara Adat Posuo (Pingitan) serta Pelaksaannya pada Masyarakat Buton Fahrian, Rajlun; La Yunus; Fadli; Irfan; Rosita; Suharni
LANCAH: Jurnal Inovasi dan Tren Vol. 2 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET) - Lembaga KITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/ljit.v2i1.2221

Abstract

There is no society without culture, and conversely there is no culture without society as a forum and supporter. Society and culture are two things that cannot be separated from each other. The organization of the latter posua generally consists of families who are still in the same kinship ties. In the ceremony, each family entrusts their children as participants. This merger is usually carried out taking into account the capabilities of a family. Families who join in the ceremony also provide financial support (bhaku, bura, te mantomu) or other needs for the ceremony. Other activities refer to traditional ceremonies that do not originate from Islam, but are tolerated and maintained after undergoing a modification process of Islamization from their original form. Traditional rituals in their current form do not endanger Islamic beliefs, in fact they have been classified as manifestations of the beliefs themselves and are used as symbols of Islam typical of certain regions.