Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran Cara Pencucian Alat Makan dan Keberadaan Escherichia coli Pada Peralatan Makan Di Rumah Makan Anisa T Lubis; Oksfriani Jufri Sumampouw; Jootje M.L. Umboh
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.1.2020.27241

Abstract

Backgroud: The role of cleaning or washing equipment needs to be fundamentally known. By cleaning the equipment properly, it will produce food processing equipment that is clean and healthy. In the city of Manado cases of the diarrheal disease were reported in 2018 totaling 751 diarrhea sufferers. Based on data from the Tikala Baru Health Center, cases of diarrhea have increased in 2017-2019. In 2017 there were 46 cases, in 2018 there were 138 cases and in 2019 164 cases. The purpose of this research was to determine the technique of washing food equipment that is found in the Restaurant Tikala Baru Manado. Method: This research is a descriptive survey. This research was conducted at the restaurant Tikala Baru Village, in October-December 2019. The population in this study were 4 restaurants in the Tikala Baru Village. Sampling to determine the presence of E.coli in food equipment using a purposive sampling method. With samples for food utensils determined only on plates, cups, spoons, and forks. With a total of 16 samples. Laboratory tests are carried out at the North Sulawesi Regional Health Laboratory Office. Result: Based on laboratory tests conducted at the Tikala Baru restaurant, showed that from 16 samples that had been examined (1 cutlery was positive containing Escherichia coli bacteria) Conclusion: That overall, based on the technique of washing food equipment that is found in the Restaurant Tikala Baru still does not meet the requirements and has an E. coli.
Apakah Faktor Lingkungan Fisik Rumah Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue? Blessy Ezra Dompas; Oksfriani Jufri Sumampouw; Jootje M.L. Umboh
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 2 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.2.2020.28662

Abstract

Latar Belakang: Indonesia sebagai negara tropis merupakan kawasan endemis berbagai penyakit menular. Beberapa penyakit menular endemis yang terjadi di Indonesia diantaranya yaitu diare, tuberculosis, malaria, filariasis dan demam berdarah dengue (DBD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Likupang Timur. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan rancangan penelitian potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 - Februari 2020 di wilayah kerja Puskesmas Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Sampel dalam penelitian ini yaitu 60 responden. Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu lembar kuesioner dan lembar observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap responden dengan analisi bivariate menggunakan Khi kuadrat. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis statistik antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD diperoleh nilai p sebesar 0.002 artinya ada hubungan antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD. Selanjutnya hasil uji hubungan antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian DBD diperoleh nilai p sebesar 0.002 artinya ada hubungan antara tempat pembuangan sampah dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Likupang Timur. Kesimpulan: Faktor penampungan air dan tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.
Kandungan Merkuri pada Penambang Emas Rakyat Indracris Steven Datu Gundo; Bobby J.V. Polii; Jootje M.L. Umboh
Indonesian Journal of Public Health and Community Medicine Vol. 1 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/ijphcm.1.3.2020.28867

Abstract

Latar belakang: Titik rawan sebaran Hg di Indonesia mengidentifikasi sekitar 195 ton Hg di lepas ke lingkungan di Indonesia. Terdapat beberapa praktek tambang yang belum mengantongi ijin usaha pertambangan dimana beberapa usaha pertambangan itu bertempat di Desa Ratatotok Selatan. Metode: Metode penelitian eksperimental dan observasional sedangkan jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pengambilan sampel secara acak pada 40 responden penambang, dan 9 titik parameter sampel lingkungan. Hasil: Kandungan merkuri dalam air bersih, air limbah dan air sungai yang berada di wilayah pertambangan emas rakyat masih dalam NAB. Terdapat 8 orang penambang dengan kandungan Hg dalam urin, 2 penambang dengan kandungan Hg dalam kuku dan 2 penambang dengan kandungan Hg dalam rambut yang melebihi NAB. Ditemukan mulai adanya gejala-gejala terpapar Hg pada penambang seperti mudah lelah, sakit kepala, pendengaran berkurang, kesulitan menggerakan kaki, dan tremor. Kesimpulan: Kandungan merkuri di lingkungan dan dampak kesehatan penambang emas rakyat di Desa Ratatotok Selatan Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara sudah berada pada tingkat waspada. Disarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi dan pemantauan terhadap aktivitas pertambangan yang menggunakan logam berat merkuri. Masyarakat perlu mawas akan bahaya merkuri dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD).