Diabetes mellitus memerlukan terapi farmakologis untuk mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi. Evaluasi pola peresepan obat di Puskesmas penting untuk menilai kesesuaian terapi dengan pedoman klinis. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama dan mudah diakses oleh masyarakat, terutama untuk penyakit umum dan kronis salah satunya yaitu penyakit Diabetes mellitus. Penelitian ini menganalisis pola peresepan obat pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Karang Rejo, Tarakan, meliputi jumlah item obat per resep, jenis obat yang paling sering diresepkan, dan distribusi peresepan berdasarkan golongan farmakologi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif retrospektif dengan metode total sampling, menggunakan data rekam medis pasien diabetes mellitus. Analisis dilakukan secara deskriptif kuantitatif menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien adalah perempuan (66%) dengan rata-rata usia 57,89 tahun dan berat badan 60,69 kg. Rata-rata jumlah item obat per resep adalah 3,29, dengan antidiabetes oral sebagai kelompok obat yang paling banyak diresepkan (36,28%), diikuti oleh antihipertensi (16,45%) dan vitamin neurotropik (13,28%). Selain itu, 15,07% resep mengandung ≥5 jenis obat, menunjukkan adanya polifarmasi yang perlu diawasi untuk mencegah interaksi obat dan efek samping. Pola peresepan obat di Puskesmas Karang Rejo berdasarkan kebutuhan terapi pasien diabetes mellitus. Namun, pemantauan rutin tetap diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan terapi, terutama bagi pasien dengan polifarmasi.