Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Evaluasi Ketaatan Peresepan Berdasarkan Formularium di Apotek Rawat Jalan Rumah Sakit Syuhada Syuhada; Benazir Evita Rukaya; Indah Lestari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 20 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan terbitan Agustus Volume 20 Nomor 02 Tahun 2021
Publisher : STIKIM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikes.v20i2.995

Abstract

Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah daftar obat yang terseleksi dan digunakan sebagai pedoman dalam peresepan dokter di rumah sakit. Kepatuhan peresepan berdasarkan FRS dapat meningkatkan kualitas layanan dan ketersediaan obat bagi pasien serta memberikan gambaran kualitas layanan terapi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan peresepan obat terhadap Formularium di apotek rawat jalan RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara Periode Tahun 2019. Penelitian dilaksanakan pada Maret 2020 menggunakan desain noneksperimental deskriptif retrospektif dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah populasi item resep di apotek rawat jalan RSUD Tarakan periode tahun 2019 sebesar 260.821. Data penelitian didapatkan melalui Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diekstraksi menjadi data pelayanan resep di apotek rawat jalan RSUD Tarakan periode tahun 2019 dalam format microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 98,21% item resep yang sesuai dengan FRS dan Formularium Nasional, dengan rincian 71,93% yang sesuai dengan formularium rumah sakit, sedangkan 26,28% sesuai dengan formularium nasional tapi tidak termasuk dalam FRS dan 1,80% tidak termasuk FRS serta formularium nasional. Kesimpulan penelitian menunjukkan tingkat ketaatan peresepan obat belum optimal dengan ditemukannya 29 (3,42%) jenis obat dan 4.684 (1,80%) item resep non-formularium yang didominasi oleh obat-obat golongan anti-hipertensi.
Uji aktivitas antibakteri gel fraksi n-heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai anti jerawat Noor Hadızah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.517 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.32

Abstract

Pepaya merupakan salah satu tumbuhan dengan berbagai macam manfaat, salah satunya adalah potensi antibakteri daun pepaya. Potensi antibakteri pada ekstrak maupun fraksi ekstrak yang dimiliki daun pepaya dapat berperan sebagai anti jerawat. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk membuat sedian gel fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil yang diperoleh gel fraksi n-hexan 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat yang dihasilkan masing-masing sebesar 6,80 mm, dan 2,77 mm. Kesimpulan penelitian ini adalah gel fraksi n-hexan dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri penyebab jerawat.
Uji aktivitas fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap Propionibacterium acnes Syarifah Nur Fauziah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.967 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.36

Abstract

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah dengan banyak manfaat, termasuk dalam pemanfaatannya sebagai obat tradisional. Secara tradisional daun pepaya digunakan dalam pengobatan jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi n-hexan dan etil asetat ekstrak etanol daun pepaya terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Fraksi n-hexan dan etil asetat diperoleh dengan melakukan ekstraksi bertingkat menggunakan metode maserasi. Fraksi yang diperoleh kemudian diuji menggunakan metode difusi agar (sumuran) untuk melihat efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Hasil uji yang diperoleh dari fraksi n-hexan dan etil asetat konsentrasi 10%, 15% dan 20% dengan kontrol positif erythromicin 0,375%, dan kontrol negatif pelarut (n-hexan dan etil asetat) berupa diameter zona hambat. Fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% merupakan fraksi yang paling efektif dengan diameter rata-rata sebesar 14,7±6,33; 16,4±1,55; dan 18,7±4,14. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah fraksi etil asetat daun pepaya konsentrasi 15% adalah fraksi yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun cempedak (Artocarpus champaden Spreng.) Nadillah; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.761 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.40

Abstract

Antioksidan berperan sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas. Salah satu antioksidan yang terdapat pada tanaman adalah flavonoid, dimana senyawa tersebut merupakan kandungan terbesar dalam tanaman cempedak (Artocarpus champaden Spreng.). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat daun cempedak (EEDC) berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, dimana terdapat 5 variasi konsentrasi ekstrak dan baku pembanding kuersetin yang digunakan. Berdasarkan uji tersebut maka diperoleh nilai IC50 EEDC sebesar 213,721 ppm. Kesimpulan penelitian ini adalah EEDC memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk adalam kategori sedang.
Pola peresepan obat pada pasıen gastrıtıs dı apotek “X” kota Tarakan tahun 2021 Didin Sampurno Aji; Benazir Evita Rukaya; Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 2 (2022): Volume 2 Issue 2 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.903 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i2.46

Abstract

Gastritis dapat menyerang semua kalangan masyarakat dan biasanya ditandai dengan gejala seperti mual muntah dan nyeri pada ulu hati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan obat pada pasien gastritis di apotek “X” kota Tarakan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif retrospektif. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling berdasarkan data pasien yang terdiagnosis gastritis pada tahun 2021. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jumlah pasien gastritis adalah sebanyak 309 pasien dengan 209 diantaranya adalah perempuan dan sebanyak 100 pasien laki-laki. Kelompok umur yang paling banyak didiagnosa gastritis adalah kelompok umur 26-45 tahun yaitu mencapai 131 (42,39%) pasien. Obat yang paling banyak digunakan adalah golongan PPI (Proton pump inhibitor) sebanyak 207 (40,51%) resep.
Gambaran penggunaan obat antıhıpertensı lini pertama dı apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan tahun 2019 Syuhada Syuhada; Benazir evita rukaya; Indah Lestari
Journal Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.945 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v1i1.12

Abstract

Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Tingginya prevalensi hipertensi akan berdampak terhadap penggunaan obat-obat antihipertensi terutama antihipertensi lini pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi lini pertama yang diresepkan di apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan. Data yang digunakan adalah seluruh data peresepan obat yang didapatkan melalui SIMRS apotek rawat jalan Rumah Sakit “X” Tarakan periode Januari-Desember tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan peresepan obat antihipertensi lini pertama yang digunakan adalah candesartan, amlodipin, ramipril, captopril, lisinopril, telmisartan, nifedipin, nicardipin, irbesartan, dan diltiazem dengan total jumlah 9,248% darti total peresepan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan frekuensi peresepan golongan obat antihipertensi lini pertama terbanyak adalah ARB (4,29%), CCB (3,62%), dan ACEI (1,35%) dari total 260.821 item resep.
Ujı aktıvıtas anthelmıntık ekstrak etanol rımpang pacıng (Costus speciosus (Koen.) Sm.) terhadap cacıng tanah (Lubricus rubellus) Benazir evita rukaya; Syuhada Syuhada; Dewi Puspita Sari
Journal Borneo Vol. 1 No. 1 (2021): Healthy First
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.706 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v1i1.13

Abstract

Prevalensi masyarakat yang mengalami kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada masyarakat yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Pemberian anthelmintik herbal merupakan solusi alternatif yang aman mengingat banyaknya anthelmintik konvensional yang telah mengalami penurunan efektivitas akibat meningkatnya kasus resistensi khususnya di Indonesia. Pacing (Costus Speciosus) merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai anthelmintik dengan senyawa bioaktif berupa flavonoid (proantosianidin dan antosianin), glutathione, β-karoten, α-tokoferol, asam askorbat, senyawa fenol, tricontanoic curcumin, gracillin, sitosterol-β-D-glukosida, tricontanoic dan dioscin. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian anthelmintik untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol rimpang pacing dalam menghambat aktivitas cacing tanah (Lumbricus rubellus). Uji aktivitas antelmintik ekstrak etanol rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode in-vitro. Pengujian diawali dengan membuat 5 kelompok perlakuan yang masing-masing diberi 3 ekor cacing tanah dengan 3 replikasi. Kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan ekstrak etanol rimpang pacing masing-masing sebesar 5%, 7,5% dan 15% sedangkan untuk kelompok 4 diberikan NaCMC 0,5% dan kelompok 5 diberikan Mebendazole 2%. Pengamatan aktivitas anthelmintik dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel uji untuk melumpuhkan (paralisis) dan mematikan (mortalitas) cacing tanah selama 3 jam perlakuan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu waktu paralisis cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 27,2±3,7 menit, 11,7±0,3 menit, 14,6±0,02 menit, 98,3±2,5 menit dan 63,6±48,5 menit. Sedangkan waktu mortalitas cacing tanah selama perlakuan pada kelompok 1,2,3,4 dan 5 adalah 63,2±6,8 menit, 30,3±0,0 menit, 29,2±0,0 menit, 116,3±43,3 menit dan 105±10,7 menit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang pacing memiliki aktivitas antelmintik dengan potensi yang sangat kuat, dimana waktu yang dibutuhkan ekstrak untuk melumpuhkan dan mematikan cacing tanah lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif (mebendazole 2%).
Gambaran penggunaan antikoagulan pada pasien ST-Elevatıon Myocardıal Infarctıon (STEMI) Rizqa Aulia Rahmah; Irma Novrianti; Syuhada Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 1 (2022): Volume 2 Issue 1 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.727 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i1.15

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak. ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) salah satu klasifikasi dari Infark Miokard Akut (IMA). IMA timbul dari kerusakan permanen pada otot jantung karena suplai oksigen yang tidak mencukupi. Adanya IMA dapat merusak fungsi sistol dan diastol, serta menambah kejadian yang tidak diharapkan seperti aritmia pada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat penggunaan antikoagulan pada pasien STEMI yang menggunakan terapi fibrinolitik. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan melihat catatan medis pasien STEMI yang menjalani rawat inap di RS “X” kota Tarakan periode 2017-2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua pasien STEMI menerima terapi antikoagulan. Sebanyak 92,31 % menggunakan enoxaparin dan 7,69 % pasien menggunaan fondaparinux dengan karakteristik pasien sebanyak 12 penyakit penyerta. Pemberian antikoagulan pada pasien STEMI membantu menjaga kondisi arteri setelah proses reperfusi ketika telah diberikan fibrinolitik sehingga tidak menyebabkan terjadinya reoklusi.
Ujı aktıvıtas antıbakterı ekstrak etanol daun rambusa (Passiflora foetida L.) terhadap bakterı Pseudomonas aeruginosa Sari Wijayanti; Heriani Heriani; Faizal Mustamin; Syuhada Syuhada
Journal Borneo Vol. 2 No. 3 (2022): Volume 2 Issue 3 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.238 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i3.61

Abstract

One of the medicinal plants in Indonesia is rambutan (Passiflora foetida L.). Some of the chemical substances contained in the leaves of rambusa include alkaloids, flavonoids, steroids, and triterpenoids which have an antibacterial effect. This study aims to determine the activity and concentration of effective antibacterial from the extract of rambutan leaves on the growth of Pseudomonas aeruginosa bacteria. The antibacterial test was carried out using disc diffusion or the Kirby method with test concentrations of 10%, 15%, 20%, and positive control (Ciprofloxacin). The results showed that the antibacterial inhibition of rambutan leaf extract concentrations of 10%, 15%, 20%, and positive control was 2.63 mm, 4.53 mm, 6.05 mm, and 26.72 respectively. The concentration of 20% of rambusa leaf extract showed moderate antibacterial activity with an inhibition zone diameter of 6.05 mm.
Optimasi formula dan evaluasi stabilitas fisik sediaan tablet effervescent ekstrak aqueous daun kelor (Moringa oleifera L.) Benazir Evita Rukaya; Syuhada Syuhada; Devy Yulia Veronika
Journal Borneo Vol. 2 No. 3 (2022): Volume 2 Issue 3 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.347 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i3.62

Abstract

Moringa leaves (Moringa oleifera L.) are a plant that is widely consumed by Indonesian people and has high nutrition and antioxidants. Utilization of Moringa leaves as a health supplement requires an innovative dosage form to make it practical to use, one of which is by making it in the form of effervescent tablets. The purpose of this study was to obtain an optimal formula for effervescent tablets of aqueous extract of Moringa leaves (Moringa oleifera L.). This study was an experimental study, by preparing effervescent tablets of aqueous extract of Moringa leaves using 3 different formulas using the wet granulation method. The physical stability of the effervescent tablets obtained was then evaluated. The evaluation results were analyzed to obtain the optimal formula from the 3 formulas. The research results obtained showed that F3 was a formula that had good physical stability of granules and tablets. Granules from F3 have an angle of repose of 22.45°, and a compressibility percentage of 12.67%. F3 effervescent tablets have a weight uniformity that does not exceed 5% or 10%, size uniformity that is not more than 3 times the thickness of the tablet, and a faster dissolving time compared to other formulas, namely 1 minute 22 seconds. Based on these results, it can be concluded that the optimal formula of the 3 formulas is F3 with an acid and base concentration of 20% each.