Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Film “Tabula Rasa” menggunakan makanan sebagai simbol identitas budaya Minang. Melalui kajian gastrokritik, teori Ronald W. Tobin dengan konsep cita rasa kuliner dan identitas budaya penelitian ini akan mengungkapkan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam budaya Minang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif-deskriptif yang memungkinkan untuk menggambarkan secara detail karakteristik, situasi, dan interaksi antar tokoh dalam Film “Tabula Rasa”. Teknik analisis data observasi dipilih untuk mengamati adegan-adegan dalam film dan mencatat berbagai detail yang relevan. Hasil penelitian ditemukan (1) dominasi karakteristik rasa masakan Minang yaitu, pedas, gurih, dan asam yang merefleksikan prinsip hidup masyarakat Minang terkait keberanian, keseimbangan, dan adaptasi yang juga dikenal perantau ulung. (2) Nama makanan Minang dalam bahasa daerah menggambarkan identitas budaya Minang, sistem sosial matrilineal, serta sejarah yang dipengaruhi perdagangan. (3) Teknik memasak Minang, seperti marandang dan pemrosesan santan tradisional, merefleksikan ketekunan, kesabaran, dan transmisi nilai budaya. (4) Penyajian makanan Minang mencerminkan nilai adat, penghormatan terhadap tamu, keteraturan, dan kebersamaan, yang memperkuat identitas budaya Minang dalam konteks sosial modern. Temuan ini memberikan manfaat sebagai dasar untuk inovasi pendidikan berkarakter muatan lokal dan program pelestarian budaya.