Kabupaten Lamongan memiliki potensi besar dalam akuakultur polikultur bandeng dan udang, namun produktivitasnya terhambat oleh kualitas air yang buruk. Pemantauan kualitas air dan inovasi teknologi, seperti sensor dan biofilter alami, dapat meningkatkan efisiensi budidaya. Langkah ini mendukung SDGs, termasuk pengentasan kemiskinan, penyediaan pangan bergizi, dan pelestarian ekosistem. Pelatihan pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan bandeng dan udang di Kabupaten Lamongan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pembudidaya dalam mengelola kualitas air secara berkelanjutan. Program ini dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan. Metode pelatihan dilakukan secara hybrid (daring dan luring) dengan materi mengenai pengelolaan kualitas air, pencegahan penyakit, dan penerapan teknologi pakan alami. Evaluasi melalui pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, khususnya dalam aspek pengelolaan kualitas air dan penggunaan teknologi pakan alami. Hasil ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas tambak, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat pesisir. Program ini juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan. Keberhasilan program ini mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), Pertama, SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) dapat dicapai dengan meningkatkan pendapatan para pembudidaya melalui peningkatan produktivitas tambak. Kedua, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dapat diwujudkan dengan memastikan ketersediaan pangan bergizi melalui produksi perikanan yang berkelanjutan. Ketiga, SDG 14 (Ekosistem Lautan) dapat didukung melalui praktik budidaya yang ramah lingkungan, seperti integrasi rumput laut dan penggunaan teknologi biofilter alami untuk menjaga kualitas air.