Anak-anak di panti asuhan sering menghadapi tantangan psikososial seperti keterbatasan pengasuhan orang tua, stigma sosial, dan ketidakpastian masa depan, yang berpotensi menghambat perkembangan resiliensi mereka. Secara teoritis, coping emotional mengacu pada proses kognitif dan perilaku yang digunakan individu untuk mengelola tuntutan internal dan eksternal yang dianggap melebihi sumber daya psikologis mereka. Pada konteks panti asuhan, anak-anak seringkali mengembangkan mekanisme coping yang kurang adaptif karena keterbatasan model pengaturan emosi dari figur pengasuh. Permasalahan utama yang ditemukan di Panti Asuhan Amanah Bunda adalah rendahnya keterampilan hidup (life skills) dan coping emotional, sehingga anak-anak kesulitan beradaptasi secara mandiri. Dalam mengatasi hal ini, dilakukan kegiatan pengabdian berbentuk sharing session dan latihan interaktif dengan metode berbasis permainan (game-based learning) terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sekaligus mendorong partisipasi aktif. Kegiatan ini difokuskan pada pengenalan emosi, komunikasi efektif, penyelesaian masalah dan manajemen stres. Implementasi kegiatan dilaksanakan secara luring, difasilitasi oleh mahasiswa bekerja dengan pengurus panti. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak dalam mengenali dan mengekspresikan emosi, meningkatkan kerja sama dan komunikasi, serta munculnya kepercayaan diri dan empati. Secara keseluruhan sebanyak 75% peserta menunjukkan perbaikan keterampilan emosional berdasarkan hasil observasi, dengan peningkatan yang nyata pada pengenalan emosi, empati, kerja sama, dan komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan menyeluruh yang memadukan pelatihan keterampilan hidup dengan pendampingan emosional dapat menjadi strategi jangka panjang yang efektif dalam membangun resiliensi anak-anak Panti Asuhan Amanah Bunda. Program ini berpotensi diadaptasi sebagai modal intervensi sosial-emosional di lingkungan serupa secara berkelanjutan.