Pengembangan keterampilan lunak (soft skill) dan keterampilan keras (hard skill) merupakan keterampilan yang sangat penting dalam berbagai bidang utamanya bidang pendidikan, pelatihan kejuruan dan program pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengembangkan Soft Skill dan Hard Skill pada Masyarakat desa melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, masyarakat desa perlu memiliki keseimbangan antara soft skill dan hard skill agar dapat beradaptasi dengan perubahan zaman. Soft skill, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan, berperan penting dalam membangun hubungan sosial dan meningkatkan produktivitas kerja. Sementara itu, hard skill, yang mencakup keterampilan teknis dan keahlian praktis, sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing masyarakat dalam berbagai sektor, baik pertanian, wirausaha, maupun industri kreatif. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahap survei lapangan, perencanaan program, kolaborasi degan pihak terkait, implementasi kegiatan, evaluasi dan dokumentasi. Berbagai kegiatan pembelajaran berbasis pengalaman telah berhasil diterapkan pada masyarakat desa usia muda, seperti les calistung, les bahasa Inggris, sosialisasi keterampilan, serta praktik menanam bunga berkhasiat. Dalam les calistung, peserta tidak hanya belajar membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kerja sama melalui aktivitas yang interaktif. Les bahasa Inggris dirancang agar materi lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya dengan kegiatan role play yang meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan sekaligus melatih keberanian serta kreativitas.