Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kafaah Dalam Perkawinan Perspektif Empat Mazhab Sholihin, Paimat
Sharia Economic and Management Business Journal (SEMBJ) Vol. 2 No. 1 (2021): February
Publisher : Yayasan Darussalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan jalan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat. Perkawinan bisa menentramkan jiwa, meredam emosi, menutup pasangan dari segala yang dilarang Allah, mendapat kasih sayang dari pasangan. Perkawinan juga menghasilkan keturunan, untuk menjaga kelangsungan hidup, serta memperkuat ikatan kasih sayang sesama mereka. Karena keluarga yang diikat dengan pernikahan adalah keluarga yang kokoh. Untuk mencapai kebahagiaan, ketenangan dan kasih sayang itu, diperlukan adanya keserasian dan keseimbangan. Keserasian dan keseimbangan inilah yang disebut dengan kafa‟ah. Islam menganjurkan masalah kufu dalam hal agama, akhlak dan nasab mulia tidak lain adalah bermaksud menjaga kokohnya keturunan, dan demi terjaminnya kelangsungan serta kesinambungan nasab yang mulia tersebut.
Pemikiran Tasawuf Perspektif Syariat Islam Sholihin, Paimat
Sharia Economic and Management Business Journal (SEMBJ) Vol. 2 No. 1 (2021): February
Publisher : Yayasan Darussalam Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbulnya tasawuf itu bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, yaitu sejak Nabi Muhammad Saw diutus menjadi rasul untuk segenap umat manusia. Perhatikanlah tahannus dan khalwat Rasulullah Saw di Gua Hira sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, dengan maksud disamping menghindarkan diri dari hawa nafsu keduniawian, juga mencari jalan untuk membersihkan hati dan menyucikan jiwa dari noda-noda yang menghinggapi masyarakat pada waktu itu. Dengan demikian hati dan jiwa beliau tetap bersih tidak terkena dengan berbagai godaan pada waktu itu. Memang sejak kecil beliau telah menunjukan kebersihan jiwanya, dan hal ini dipergunakan oleh kaum shufi sebagai dasar kegiatan untuk membersihkan hati dan jiwa. Setelah Muhammad menjadi Rasul, banyak kegiatan-kegiatan beliau yang dijadikan pedoman dan kaum shufi merasa lega dan puas terhadap garis-garis yang telah ditunjukan oleh Rasulullah Saw dalam menunaikan ibadah untuk lebih mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah SWT. Hal ini dianggap sebagai dasar amalan-amalan tasawuf bagi hidup dan kehidupan kaum shufi, seperti: zuhud, riyadlah, dzikir, tawakal, sabar, dan lain sebagainya.