Penelitian ini mengeksplorasi peran ibu sebagai Madrasatul Ula dalam pendidikan Islam berbasis keluarga serta dampaknya terhadap perkembangan karakter dan religiusitas anak. Menggunakan pendekatan fenomenologi dalam metode penelitian kualitatif, penelitian ini menggali pengalaman subjektif ibu dalam mendidik anak berdasarkan prinsip Islam. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumen, yang dianalisis menggunakan metode fenomenologi interpretatif dengan pendekatan hermeneutika Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki peran sentral dalam membentuk kepribadian anak melalui pembiasaan ibadah, keteladanan, serta komunikasi yang efektif. Ibu yang memiliki pemahaman agama yang baik lebih mampu menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, yang berkontribusi terhadap peningkatan kedisiplinan, empati, dan kesadaran moral mereka. Namun, penelitian juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi ibu dalam mendidik anak di era modern, seperti digitalisasi, perubahan sosial, dan konflik peran antara ibu sebagai pendidik dan pekerja. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa strategi adaptif, seperti pemanfaatan teknologi berbasis Islam dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan, dapat membantu ibu dalam mempertahankan efektivitas pendidikan Islam di rumah. Perbandingan dengan model pendidikan konvensional mengonfirmasi bahwa pendidikan Islam berbasis keluarga lebih efektif dalam membentuk karakter anak karena mengintegrasikan aspek spiritual, moral, dan intelektual dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan implikasi bagi akademisi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan model pendidikan Islam berbasis keluarga yang lebih adaptif terhadap tantangan zaman. Dengan adanya dukungan kebijakan yang memfasilitasi peran ibu sebagai pendidik utama, pendidikan Islam dalam keluarga dapat terus berkontribusi dalam membentuk generasi Muslim yang berakhlak dan berilmu.