The era of disruption is a time full of surprises because everything changes quickly and offers instant convenience, especially in the field of science. Many experts tend to separate religion and science. In this case, the pastor plays an important role as the main motivator in various church activities. However, he also needs to understand and master the values of service so that the church can run well and grow. As an agent of change, the pastor must pay attention and educate the congregation under his leadership. This study aims to formulate effective strategies as well as provide an understanding to pastors that guiding and empowering congregations in the era of disruption is important so that congregations are not easily discouraged by the rapid changes of the times. This research method uses a descriptive qualitative method using literature study. In this case, Christian leadership in the era of disruption is servant leadership. High discipline is an essential aspect of pastoral leadership, especially in the era of disruption that demands constancy and consistency, in contrast to military leadership that tends to keep a distance between the leader and the led, Christian leadership presents a transformative leadership model, where authority is manifested in the form of service, exemplary, and closeness to the congregation, making it more relevant in responding to the challenges of the times.AbstrakEra disrupsi merupakan masa yang penuh kejutan karena segala sesuatu berubah dengan cepat dan menawarkan kemudahan secara instan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Banyak ahli yang cenderung memisahkan agama dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, gembala sidang memegang peran penting sabagai motivator utama dalam berbagai kegiatan gereja. Namun, ia juga perlu memahami dan menguasai nilai-nilai pelayanan agar gereja dapat berjalan dengan baik dan berkembang. Sebagai agen perubahan, gembala sidang harus memberikan perhatian dan mendidik jemaat yang ada dibawah kepemimpinannya. Penelitian ini, bertujuan untuk merumuskan strategi yang efektif sekaligus memberikan pemahaman kepada gembala bahwa dalam membimbing dan memberdayakan jemaat di era disrupsi itu penting. sehingga jemaat tidak mudah dipanguruhi oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deksriptif dengan menggunakan studi pustaka. Dalam hal ini, kepemimpinan Kristen di era disrupsi merupakan kepemimpinan yang untuk melayani. Disiplin yang tinggi merupakan aspek esensial dalam kepemimpinan pengembalaan jemaat, terutama di era disrupsi yang menuntut keteguhan dan konsistensi, berbeda dengan kepemimpinan meliter yang cenderung menjaga jarak antara pemimpin dan yang dipimpin, kepemimpinan Kristen menghadirkan model kepemimpinan yang transformatif, di mana otoritas diwujudkan dalam bentuk pengapdian, keteladanan, dan kedekatan dengan jemaat, sehingga lebih relevan dalam menjawab tantangan zaman.