Lumingas, Gloria Gabriel
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Strategi Pembelajaran Melalui Metode Demonstrasi Dalam Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Mooy, Rana Riendawati; Lumingas, Gloria Gabriel; Triposa, Reni
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristen - November 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59376/philo.v3i1.41

Abstract

This study aims to analyse learning strategies through demonstration method in developing children's creativity. The demonstration method was chosen because of the ability of students to convey concepts visually and practically, making it easier for them to understand what the teacher has given. This research uses a descriptive qualitative method conducted in the classroom by involving various activities that encourage exploration and active participation in the classroom. The results showed that the application of this method significantly improved children's creativity, as seen from the increase in critical thinking, innovation, and self-expression. The findings indicate that the demonstration method can be an effective tool in the learning process to stimulate children's creativity.AbstrakDengan adanya artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi pembelajaran melalui metode demonstrasi dalam mengembangkan kreativitas anak. Metode demonstrasi ini dipilih oleh peneliti karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan konsep secara visual dan praktis, sehingga memudahkan siswa memahami dan mengembangkan setiap pelajaran yang sudah di berikan oleh guru di kelas. Tujuan dari penelitian ini yaitu menyelidiki akibat dari pembelajaran demonstrasi akan pengembangan kreativitas siswa. Penalitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif yang dilakukan di kelas dengan melibatkan berbagai aktivitas yang mendorong eksplorasi dan partisipasi aktif dalam kelas. Hasil menunjukkan bahwa penerapan metode ini secara signifikan meningkatkan kreativitas anak, sehingga terlihat dari peningkatan kemampuan berpikir kritis, inovasi, dan ekspresi diri. Temuan ini mengindikasikan bahwa metode demonstrasi dapat menjadi alat yang efektif dalam proses pembelajaran untuk merangsang kreativitas anak.
Peran Gembala dalam Membimbing dan memberdayakan Jemaat di Era Disrupsi Ama, Ferdiandus Tamu; Lumingas, Gloria Gabriel
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 5, No 1 (2025): Teologi dan Pendidikan Kristen - April 2025
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v5i1.124

Abstract

The era of disruption is a time full of surprises because everything changes quickly and offers instant convenience, especially in the field of science. Many experts tend to separate religion and science. In this case, the pastor plays an important role as the main motivator in various church activities. However, he also needs to understand and master the values of service so that the church can run well and grow. As an agent of change, the pastor must pay attention and educate the congregation under his leadership. This study aims to formulate effective strategies as well as provide an understanding to pastors that guiding and empowering congregations in the era of disruption is important so that congregations are not easily discouraged by the rapid changes of the times. This research method uses a descriptive qualitative method using literature study. In this case, Christian leadership in the era of disruption is servant leadership. High discipline is an essential aspect of pastoral leadership, especially in the era of disruption that demands constancy and consistency, in contrast to military leadership that tends to keep a distance between the leader and the led, Christian leadership presents a transformative leadership model, where authority is manifested in the form of service, exemplary, and closeness to the congregation, making it more relevant in responding to the challenges of the times.AbstrakEra disrupsi merupakan masa yang penuh kejutan karena segala sesuatu berubah dengan cepat dan menawarkan kemudahan secara instan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Banyak ahli yang cenderung memisahkan agama dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, gembala sidang memegang peran penting sabagai motivator utama dalam berbagai kegiatan gereja. Namun, ia juga perlu memahami dan menguasai nilai-nilai pelayanan agar gereja dapat berjalan dengan baik dan berkembang. Sebagai agen perubahan, gembala sidang harus memberikan perhatian dan mendidik jemaat yang ada dibawah kepemimpinannya. Penelitian ini, bertujuan untuk merumuskan strategi yang efektif sekaligus memberikan pemahaman kepada gembala bahwa dalam membimbing dan memberdayakan jemaat di era disrupsi itu penting. sehingga jemaat tidak mudah dipanguruhi oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deksriptif dengan menggunakan studi pustaka. Dalam hal ini, kepemimpinan Kristen di era disrupsi merupakan kepemimpinan yang untuk melayani. Disiplin yang tinggi merupakan aspek esensial dalam kepemimpinan pengembalaan jemaat, terutama di era disrupsi yang menuntut keteguhan dan konsistensi, berbeda dengan kepemimpinan meliter yang cenderung menjaga jarak antara pemimpin dan yang dipimpin, kepemimpinan Kristen menghadirkan model kepemimpinan yang transformatif, di mana otoritas diwujudkan dalam bentuk pengapdian, keteladanan, dan kedekatan dengan jemaat, sehingga lebih relevan dalam menjawab tantangan zaman.
PERAN PENDIDIKAN KRISTEN DALAM MEMBANGUN SPIRITUALITAS DAN KEDEWASAAN ANAK MUDA DI ERA DISRUPSI Tamu Ama, Ferdinandus; Lumingas, Gloria Gabriel; Arifianto, Yonatan Alex
Metanoia Vol 7 No 2 (2025): Metanoia Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/metanoia.v7i2.180

Abstract

Era disrupsi ditandai dengan perubahan besar akibat inovasi dan kemajuan teknologi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, Pendidikan, dan ekonomi. Kondisi ini memberikan tantangan bagi remaja milenial, seperti gaya hidup hedonis, tekanan sosial, dan krisis identitas. Akibatnya, banyak anak muda mengalami kecemasan dan lemahnya karakter rohani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Data diperoleh dari berbagai sumber tertulis, seperti buku dan jurnal, untuk memahami peran Pendidikan Agama Kristen dalam membentuk spiritualitas dan kedewasaan anak muda di era disrupsi. Pendidkan Agama Kristen berperan penting dalam membentuk karakter yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani, terutama dalam lingkungan keluarga sebagai unit sosial terkecil. Di tengah kemajuan teknologi digital, anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh negative, seperti penyalahgunaan media sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif orang tua, gereja, dan Lembaga Pendidikan dalam memberikan bimbingan rohani. Pendidikan Agama Kristen bukan hanya penyampaian pengetahuan iman, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan spiritualitas yang kokoh. Dengan kerja sama antara keluarga, gereja, dan sekolah, anak muda dapat dibimbing menjadi pribadi yang beriman, bijaksana, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Pendidikan Agama Kristen menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang memiliki kedewasaan iman di tengah era disrupsi.
Manajemen Pendidikan Agama Kristen di Era Algoritma: Integrasi Kecerdasan Buatan, Budaya Lokal, dan Spiritualitas dalam Konteks Indonesia Triposa, Reni; Lumingas, Gloria Gabriel
Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 10, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/rfidei.v10i2.314

Abstract

Perkembangan teknologi algoritmik dan kecerdasan buatan (AI) membawa dampak signifikan terhadap lanskap pendidikan global, termasuk Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia. Transformasi digital ini tidak hanya membuka peluang baru dalam pengelolaan pembelajaran, tetapi juga menimbulkan tantangan serius terkait kontinuitas nilai budaya lokal dan integritas spiritualitas Kristen. Artikel ini bertujuan merumuskan kerangka konseptual manajemen PAK yang mampu mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan identitas teologis dan kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur sistematis terhadap kebijakan pendidikan, karya teologis, dan laporan institusional. Hasil kajian menekankan tiga dimensi strategis dalam manajemen PAK di era algoritma: (1) adaptasi pedagogi berbasis AI yang tetap responsif terhadap nilai budaya lokal, (2) digitalisasi kurikulum teologi yang memelihara spiritualitas dan narasi iman, serta (3) pembentukan komunitas belajar virtual lintas generasi sebagai ruang interaksi iman yang kontekstual. Lebih jauh, keberhasilan manajemen PAK ditentukan oleh kepemimpinan transformatif yang berlandaskan nilai iman, partisipasi komunitas lokal dalam perumusan kebijakan digital, serta penguatan literasi algoritmik yang berakar pada teologi Kristen. Artikel ini merekomendasikan pembentukan komite etika digital di lembaga pendidikan Kristen untuk menjaga integritas iman dan budaya dalam integrasi teknologi, serta pengembangan kurikulum digital kontekstual yang menanamkan spiritualitas ekologis, etika digital, dan kesadaran budaya. Dengan demikian, PAK dapat berfungsi sebagai agen transformasi yang relevan, profetis, dan transformatif di era kecerdasan buatan.
Perspektif Biblis tentang Teologi Kemiskinan dan Implementasinya dalam Pelayanan Gereja terhadap Ketidakadilan Sosial Tamu Ama, Ferdinandus; Lumingas, Gloria Gabriel
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 5, No 2 (2025): Didasko: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Oktober 2025 (Still in Progress
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/didasko.v5i2.200

Abstract

The theology of poverty stems from the belief that God is on the side of the poor and oppressed, and demands that His people bring justice to the world. This study shows that it is not enough for the church to simply preach the gospel verbally; it is also called to live out God's love through concrete actions that address social injustice. Reality shows that poverty is not merely an economic problem, but is related to social, cultural, and systemic structures that are imbalanced. The purpose of this study is to analyse the biblical perspective on the theology of poverty and to examine its implementation in church ministry as a prophetic and transformative effort in responding to social injustice. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it is concluded that the biblical basis of the theology of poverty shows God's concern for the poor, oppressed, and marginalised. In the context of church ministry, the dimension of the theology of poverty requires the church to not only play a spiritual role but also to face the challenges of social injustice with a prophetic attitude. Therefore, contextual and transformative implementation strategies are needed so that the church can bring God's love, justice, and solidarity into the lives of the community.AbstrakTeologi kemiskinan berangkat dari keyakinan bahwa Allah berpihak pada orang miskin dan tertindas, serta menuntut umat-Nya untuk menghadirkan keadilan di tengah dunia. Penelitian ini, gereja tidak cukup hanya memberitakan Injil secara verbal, tetapi juga dipanggil untuk menghidupi kasih Allah melalui tindakan nyata yang menyentuh persoalan ketidakadilan sosial. Raslitas menunjukkan bahwa kemiskinan bukan sekedar masalah ekonomi, melainkan terkait dengan struktur sosial, budaya, dan sistem yang timpang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perspektif biblis tentang teologi kemiskinan serta mengkaji implementasinya dalam pelayanan gereja sebagai upaya profetis dan transformatif dalam menanggapi ketidakadilan sosial. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature, maka disimpulkan bahwa landasan biblis teologi kemiskinan menunjukkan kepedulian Allah yang berpihak kepada orang miskin, tertindas, dan terpinggirkan. Dalam kerangka pelayanan gereja, dimensi teologi kemiskinan menuntut gereja untuk tidak hanya berperan secara spiritual, tetapi juga menghadapi tantangan ketidakadilan sosial dengan sikap profetis. Oleh karena itu, diperlukan strategi implementasi yang kontekstual dan transformatif, sehingga gereja mampu menghadirkan kasih, keadilan, dan solidaritas Allah dalam kehidupan masyarakat.
Hiperkonektivitas Internet dan Overstimulasi dalam Kehidupan Remaja terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Sarayar, Yane Ivana; lumingas, Gloria Gabriel
Jurnal Ap-Kain Vol 3, No 2 (2025): Ap-Kain: Jurnal Penelitian dan PKM
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52879/jak.v3i2.204

Abstract

In today's modern world, technological advances and widespread internet access have had a significant impact on human life, including the lives of adolescents. Hyperconnectivity and overstimulation in this modern era are phenomena that require vigilance because they affect the character, personality, social, emotional, and especially spiritual development of Christian adolescents. Teenagers who are constantly connected to the internet tend to experience identity crises, decreased focus, impulsive behavior, and even a decline in faith due to limited time for quiet time, prayer, reading God's Word, and even building a relationship with God. Moral challenges such as pornography, the spread of fake news, and cybercrime further exacerbate this situation. This study used qualitative methods with a theological and pastoral approach to analyze the impact of hyperconnectivity and overstimulation on the faith growth of Christian adolescents. The results indicate that the church and family play a central and primary role in guiding and nurturing adolescents through theological strategies such as affirming their identity as the image of God (Imago Dei) and understanding the importance of the real presence through the example of the incarnation of Jesus Christ. Pastorally, the church is also expected to provide digital literacy, character development, and foster a healthy spiritual community. This research is expected to be a significant contribution to developing faith-building strategies for adolescents in the modern era so that they continue to grow as a generation pleasing to God.AbstrakDi dunia yang modern dimana kemajuan teknologi serta akses internet yang meluas telah membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, termasuk kehidupan di kalangan anak remaja. Hiperkonektivitas dan overstimulasi di era modern ini menjadi fenomena yang perlu di waspadai karena mempengaruhi perkembangan karakter,sifat, sosial, emosional dan terutama spiritual remaja Kristen. Anak remaja yang selalu terhubung dengan internet cenderung mengalami krisis identitas, penurunan fokus, perilaku instan, bahkan hingga kemerosotan iman akibat minimnya waktu untuk saat teduh, berdoa, membaca Firman Tuhan bahkan membangun relasi dengan Tuhan. Tantangan moral seperti pornografi, penyebaran berita bohong, dan kejahatan siber semakin memperparah keadaan ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teologis dan pastoral untuk menganalisis dampak hiperkonektivitas dan overstimulasi terhadap pertumbuhan iman remaja Kristen. Hasil kajian menunjukan bahwa gereja dan keluarga memiliki peran sentral dan utama dalam membimbing serta membina remaja melalui strategi teologis seperti penegasan identitas diri sebagai gambar Allah (Imago Dei) dan pemahamanakan pentingnya kehadiran nyata melalui teladan inkranasi Yesus Kristus. Secara pastoral, gereja juga di harapkan memberikan literasi digital, pembinaan karakter, serta dapat membentuk komunitas rohani yang sehat. Penelitian ini di harapkan menjadi kontribusi penti dalam mengembangkan strategi pembinaan iman kepada anak remaja di era modern agar mereka tetap bertumbuh sebagai generasi yang berkenan di hadapan Allah.
Etika Penggunaan Media Sosial untuk Penginjilan: Antara Efektivitas dan Tantangan Moral Pongoh, Fanli Feydi; lumingas, Gloria Gabriel; Arifianto, Yonatan Alex
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 1 (2025): Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani - November 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59376/philo.v4i1.56

Abstract

The development of digital technology has significantly transformed communication patterns and church ministry. This study aims to analyze the effectiveness of social media as an instrument of evangelism and to examine the ethical challenges emerging in the digital context. The research employs a descriptive qualitative method through literature analysis, national statistical data, and theological reflection grounded in Christian ethics. The findings reveal that social media is effective in expanding the reach of evangelism, yet simultaneously generates moral issues such as disinformation, hate speech, privacy violations, and digital fatigue. The novelty of this research lies in developing a four–pillar ethical framework for digital evangelism, content transparency, digital literacy, pastoral digital care, and community accountability contextualized for the Indonesian church in the 21st century. This framework not only addresses the practical needs of ministry in digital spaces but also contributes theoretically to digital theology by emphasizing the integration of media effectiveness and moral responsibility in contemporary evangelism.AbstrakPerkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam pola komunikasi dan pelayanan gereja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas media sosial sebagai sarana penginjilan dan menelaah tantangan etis yang muncul dalam konteks digital. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis literatur, data statistik nasional, serta refleksi teologis berdasarkan prinsip etika Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial terbukti efektif dalam memperluas jangkauan penginjilan, namun pada saat yang sama menimbulkan persoalan moral seperti disinformasi, ujaran kebencian, pelanggaran privasi, dan kelelahan digital. Kebaruan penelitian ini terletak pada pengembangan kerangka etika penginjilan digital berbasis empat pilar, transparansi konten, literasi digital, pastoral digital care, dan akuntabilitas komunitas yang kontekstual bagi gereja Indonesia abad ke-21. Kerangka ini tidak hanya menjawab kebutuhan praktis pelayanan di ruang digital, tetapi juga memberikan kontribusi teoretis terhadap pengembangan teologi digital yang menegaskan integrasi antara efektivitas media dan tanggung jawab moral dalam misi penginjilan masa kini.