In today's modern world, technological advances and widespread internet access have had a significant impact on human life, including the lives of adolescents. Hyperconnectivity and overstimulation in this modern era are phenomena that require vigilance because they affect the character, personality, social, emotional, and especially spiritual development of Christian adolescents. Teenagers who are constantly connected to the internet tend to experience identity crises, decreased focus, impulsive behavior, and even a decline in faith due to limited time for quiet time, prayer, reading God's Word, and even building a relationship with God. Moral challenges such as pornography, the spread of fake news, and cybercrime further exacerbate this situation. This study used qualitative methods with a theological and pastoral approach to analyze the impact of hyperconnectivity and overstimulation on the faith growth of Christian adolescents. The results indicate that the church and family play a central and primary role in guiding and nurturing adolescents through theological strategies such as affirming their identity as the image of God (Imago Dei) and understanding the importance of the real presence through the example of the incarnation of Jesus Christ. Pastorally, the church is also expected to provide digital literacy, character development, and foster a healthy spiritual community. This research is expected to be a significant contribution to developing faith-building strategies for adolescents in the modern era so that they continue to grow as a generation pleasing to God.AbstrakDi dunia yang modern dimana kemajuan teknologi serta akses internet yang meluas telah membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, termasuk kehidupan di kalangan anak remaja. Hiperkonektivitas dan overstimulasi di era modern ini menjadi fenomena yang perlu di waspadai karena mempengaruhi perkembangan karakter,sifat, sosial, emosional dan terutama spiritual remaja Kristen. Anak remaja yang selalu terhubung dengan internet cenderung mengalami krisis identitas, penurunan fokus, perilaku instan, bahkan hingga kemerosotan iman akibat minimnya waktu untuk saat teduh, berdoa, membaca Firman Tuhan bahkan membangun relasi dengan Tuhan. Tantangan moral seperti pornografi, penyebaran berita bohong, dan kejahatan siber semakin memperparah keadaan ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teologis dan pastoral untuk menganalisis dampak hiperkonektivitas dan overstimulasi terhadap pertumbuhan iman remaja Kristen. Hasil kajian menunjukan bahwa gereja dan keluarga memiliki peran sentral dan utama dalam membimbing serta membina remaja melalui strategi teologis seperti penegasan identitas diri sebagai gambar Allah (Imago Dei) dan pemahamanakan pentingnya kehadiran nyata melalui teladan inkranasi Yesus Kristus. Secara pastoral, gereja juga di harapkan memberikan literasi digital, pembinaan karakter, serta dapat membentuk komunitas rohani yang sehat. Penelitian ini di harapkan menjadi kontribusi penti dalam mengembangkan strategi pembinaan iman kepada anak remaja di era modern agar mereka tetap bertumbuh sebagai generasi yang berkenan di hadapan Allah.