Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Social Interaction Among Elementary School Children Who Are Victims Of Bullying Fajrin, Syarifa Nur; A Kamaruddin, Syamsu; Torro, Supriadi
Journal of Research and Multidisciplinary Vol 8 No 1 (2025): Journal of Research and Multidisciplinary
Publisher : Lembaga Sembilan Tiga Community

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jrm.v8i1.105

Abstract

This research is a qualitative study with a case study approach aimed at understanding the social life of children who are victims of bullying at Madrasah Ibtidaiyah Yaspi, Makassar. The research subjects included four students and one teacher at Madrasah Ibtidaiyah Yaspi, Makassar. Data collection techniques involved in-depth interviews and documentation. The study utilized the interactive analysis model by Miles and Huberman, which consists of data collection, data condensation, data verification, and conclusion drawing and testing. The findings revealed that the causes of bullying at Madrasah Ibtidaiyah Yaspi, Makassar, include misinterpretations of intent and communication methods, a lack of understanding of cultural expressions such as congratulations, emotional reactions from peers who feel disturbed, stigmas formed after incidents, and insufficient education on managing minor conflicts. The social life of children who are victims of bullying at Madrasah Ibtidaiyah Yaspi, Makassar, is characterized by dynamics of support and rejection. The handling of bullying at Madrasah Ibtidaiyah Yaspi, Makassar, tends to be reactive and unstructured. Although there are no specific programs or policies to systematically address bullying, teachers play an active role in mediating conflicts between students. Teachers' efforts to instill values such as respect, mutual assistance, and honesty serve as a foundation for fostering a positive school culture.
PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG OTONOMI DAN KEBEBASAN : IMPLIKASI FILOSOFIS DALAM PENDIDIKAN MORAL yusriyanto; A Kamaruddin, Syamsu; Adam, Arlin
Journal Of Midwifery And Nursing Studies Vol. 7 No. 1 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57170/jmns.v7i1.156

Abstract

Pemikiran Immanuel Kant tentang otonomi dan kebebasan merupakan pilar utama dalam filsafat moral, yang menekankan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan prinsip moral universal melalui akal budi. Otonomi, menurut Kant, mengacu pada kapasitas individu untuk menentukan hukum moral secara mandiri, sedangkan kebebasan adalah landasan bagi tindakan moral yang bertanggung jawab. Konsep ini memberikan kontribusi signifikan dalam pendidikan moral, terutama dalam membentuk karakter individu yang mampu berpikir kritis, bertanggung jawab, dan menghormati nilai-nilai universal.Studi ini mengeksplorasi implikasi filosofis pemikiran Kant terhadap pendidikan moral, termasuk bagaimana kebebasan dan otonomi dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran untuk mendorong pengembangan kesadaran moral siswa. Dalam konteks pendidikan multikultural seperti di Indonesia, konsep Kant ini menjadi relevan dalam membangun toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan keadilan sosial. Artikel ini juga menyoroti relevansi kebebasan dan otonomi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan era digital, di mana individu diharapkan mampu membuat keputusan moral yang kompleks. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan moral berbasis pemikiran Kant dapat mendorong siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya memahami hukum moral, tetapi juga mampu menerapkannya secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan yang terinspirasi oleh filsafat Kant memiliki potensi besar dalam membangun masyarakat yang lebih beretika dan berkeadaban.
PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG OTONOMI DAN KEBEBASAN : IMPLIKASI FILOSOFIS DALAM PENDIDIKAN MORAL yusriyanto; A Kamaruddin, Syamsu; Adam, Arlin
Journal Of Midwifery And Nursing Studies Vol. 7 No. 1 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57170/jmns.v7i1.156

Abstract

Pemikiran Immanuel Kant tentang otonomi dan kebebasan merupakan pilar utama dalam filsafat moral, yang menekankan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan prinsip moral universal melalui akal budi. Otonomi, menurut Kant, mengacu pada kapasitas individu untuk menentukan hukum moral secara mandiri, sedangkan kebebasan adalah landasan bagi tindakan moral yang bertanggung jawab. Konsep ini memberikan kontribusi signifikan dalam pendidikan moral, terutama dalam membentuk karakter individu yang mampu berpikir kritis, bertanggung jawab, dan menghormati nilai-nilai universal.Studi ini mengeksplorasi implikasi filosofis pemikiran Kant terhadap pendidikan moral, termasuk bagaimana kebebasan dan otonomi dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran untuk mendorong pengembangan kesadaran moral siswa. Dalam konteks pendidikan multikultural seperti di Indonesia, konsep Kant ini menjadi relevan dalam membangun toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan keadilan sosial. Artikel ini juga menyoroti relevansi kebebasan dan otonomi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan era digital, di mana individu diharapkan mampu membuat keputusan moral yang kompleks. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendidikan moral berbasis pemikiran Kant dapat mendorong siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya memahami hukum moral, tetapi juga mampu menerapkannya secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan yang terinspirasi oleh filsafat Kant memiliki potensi besar dalam membangun masyarakat yang lebih beretika dan berkeadaban.
Development of the Blended Learning AMIR Model Based on the Edu Virtual Laboratory History Amirullah, Amirullah; Manda, Darman; A Kamaruddin, Syamsu
Ceddi Journal of Education Vol. 4 No. 1 (2025): June
Publisher : Yayasan Cendekiawan Digital Indonesia (CEDDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56134/cje.v4i1.124

Abstract

This study aims to develop and validate the Blended Learning AMIR (Augmentation, Modification, Interactive, and Reflection) model for history education. The AMIR model represents an innovative integration of key elements from various established learning models, reconstructed to address the pedagogical demands of 21st-century learners. A distinctive feature of this model is its foundation in digital pedagogy, specifically through the utilization of the Edu Virtual Laboratory for History, which facilitates interactive and immersive learning experiences. The validation process yielded an average score of 3.69, indicating that the BL-AMIR model is considered valid by expert reviewers across all core components. These components include (1) syntax, (2) social system, (3) principles of reaction, (4) support system, and (5) instructional and nurturant effects, which collectively define the model’s structure and expected learning outcomes. The findings reveal that the BL-AMIR model enhances student engagement with authentic historical content, promotes problem-focused learning, and encourages meaningful collaboration. Furthermore, students demonstrated increased awareness of the benefits of combining online and face-to-face learning environments. The study concludes that the BL-AMIR model offers a significant pedagogical innovation for enhancing historical thinking and collaborative learning in blended educational settings.