Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Gangguan Produksi Bahasa Tokoh Utama dalam Film Miracle in Cell No. 7: Perspektif Psikolinguistik Fitria, Nayyirotul; Fikri, Shofil; Fikri, Dea Annisa; Khoir, Nashirul; Umam, Khoirul Safril
Imajeri: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/imajeri.v7i2.17088

Abstract

Miracle in Cell No. 7 Indonesia adalah adaptasi dari film Korea Selatan tahun 2013, yang mengisahkan seorang ayah dengan disabilitas intelektual dan putrinya, serta perjuangan mereka melawan ketidakadilan, tentunya dengan sentuhan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis gangguan produksi bahasa yang dialami oleh tokoh Dodo, yang merupakan individu dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Penelitian ini akan mengkaji berbagai aspek gangguan bahasa yang muncul pada Dodo, seperti kesulitan dalam pemilihan kata, pengorganisasian kalimat, serta hambatan dalam menyampaikan pikiran dan perasaan secara efektif dengan menggunakan perspektif Thomas Scovel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data primer diambil dari adegan dalam film Miracle im Cell No.7. Adapun data sekunder diperoleh dari dokumen, buku, jurnal, artikel, serta hasil penelitian dan studi terkait yang relevan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik simak dan catat. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui tiga tahap, yakni reduksi, penyajian data lalu penarikan kesimpulan. Dari penelitian dihasilkan temuan bahwa pada tahap konseptualisasi, Dodo kesulitan merencanakan dan menyusun kalimat yang koheren, terutama saat berada di bawah tekanan emosional, sehingga ucapannya sulit dipahami. Di tahap formulasi, ia sering kali menjawab pertanyaan dengan pernyataan yang tidak relevan atau mengulang kata-kata yang telah didengar sebelumnya, yang memperlihatkan hambatan dalam menyusun respons sesuai dengan konteks percakapan. Dalam tahap artikulasi, pengucapan Dodo menjadi tidak jelas dan terputus-putus, terutama saat ia merasa cemas atau panik. Pada tahap pemantauan diri, Dodo mengalami kesulitan menyesuaikan respons verbal dan non-verbalnya terhadap situasi sosial, terutama dalam situasi yang penuh emosi.