Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Multigravida Hamil 42 Minggu Dengan Ketuban Pecah Dini Janin Tunggal Hidup : Laporan Kasus Kurniawan, Bambang; Priyono, Aldo Falendra; Putri, Claresta Vania; Susanto, Febi; Waldan, Reta Amelia; Susanto, Kevin; Rahmah, Balqist Ar; Nursiha, Muhamad; Susilo, Ajeng Ishelina
Jurnal Medika Malahayati Vol 9, No 1 (2025): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v9i1.19007

Abstract

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya atau pecahnya selaput ketuban menjelang persalinan. Hal ini bisa terjadi menjelang akhir kehamilan atau jauh sebelum melahirkan. PROM prematur mengacu pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. PROM berkepanjangan didefinisikan sebagai PROM yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum persalinan. Penyebab KPD belum diketahui atau masih belum jelas, sehingga tindakan pencegahan tidak dapat dilakukan selain menekan infeksinya. KPD dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada bayi baru lahir, termasuk kelahiran prematur, sindrom gangguan pernapasan, dan perdarahan intraventrikular, sepsis, hipoplasia paru, dan malformasi tulang. Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin p dengan G3P1A1 dengan keluhan nyeri perut dan keluar rembesan air dari jalan lahir.  Pasien sebelumnya sudah USG di Klinik Barokah Kemiling hasilnya Air ketuban tinggal sedikit. DJJ awal : 178 Irreguler di observasi 15 Menit 150 x Reguler TFU 29 CM Ketuban (+), VT 1CM, Hodge 1. Pada pemeriksaan dalam tampak rembesan cairan lendir ketuban. Diagnosa pada kasus ini adalah G3P1A1 Hamil 42 Minggu Inpartu kala 1 Fase laten dengan KPD + Oligohidramnion JTH Preskep. Tatalaksana yang dilakukan adalah Non Medikamentosa yaitu Informed Consent serta penjelasan rencana Observasi dan Tirah baring serta medikamentosa yaitu Infus RL dan Partus pervaginam Spontan.
Pengenalan Gestasional Diabetes Melitus Pada Ibu Hamil Kurniawan, Bambang; Priyono, Aldo Falendra; Putri, Claresta Vania; Egiestine, Dea Putri; Waldan, Reta Amelia; Susanto, Kevin; Lisa, Mirna; Diandra, Nabila; Angelina, Ranowo Usi
Jurnal Abdimas Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 1 (2025): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jakk.v3i1.18995

Abstract

Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah gangguan toleransi glukosa yang terdeteksi pertama kali selama kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak didiagnosis diabetes. DMG dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik pada ibu maupun bayi, termasuk meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, risiko preeklampsia, infeksi saluran urin, dan gangguan perinatal seperti makrosomia dan hipoglikemia neonatus. Efek jangka panjang bagi bayi dapat berupa risiko obesitas dan diabetes di kemudian hari, sementara bagi ibu, DMG merupakan faktor risiko kuat untuk berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2. Secara global, prevalensi DM diperkirakan mencapai 380 juta pada 2025, dengan lebih dari 131.000 wanita hamil di Amerika pada tahun 2002 menderita DMG. Di Indonesia, prevalensi DMG berkisar antara 1,9 hingga 3,6%, dengan 40-60% dari kelompok ini berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2 atau toleransi glukosa terganggu. Penanggulangan DMG yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang pada ibu dan bayi.