Pembelajaran inklusif berupaya memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Namun, implementasinya menghadapi berbagai tantangan yang perlu diidentifikasi dan diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan serta strategi dalam menerapkan pembelajaran inklusif pada anak usia dini di Tadika Tunasku Sayang Al Fikh Orchard, Port Klang, Selangor, Malaysia. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan tenaga pendidik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam pembelajaran inklusif di tingkat PAUD adalah keterbatasan sumber daya dan fasilitas, serta kurangnya pelatihan bagi guru dalam menangani anak dengan kebutuhan khusus. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang berfokus pada hambatan umum, penelitian ini menawarkan strategi konkret seperti penyediaan ruang sensorik, peningkatan jumlah tenaga pendidik, pelatihan bahasa isyarat, serta penggunaan media pembelajaran yang lebih adaptif. Selain itu, peningkatan kapasitas guru melalui program pelatihan berkelanjutan menjadi langkah kunci dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran inklusif. Implikasi dari penelitian ini tidak hanya relevan bagi Tadika Tunasku Sayang, tetapi juga dapat diterapkan di institusi pendidikan anak usia dini lainnya. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi pembuat kebijakan dalam merancang kebijakan pendidikan inklusif yang lebih efektif, termasuk alokasi dana untuk pengembangan fasilitas dan program pelatihan guru. Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi dalam memperkuat praktik pendidikan inklusif yang lebih optimal dan berkelanjutan.