Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Skema aktan dan struktur fungsional A.J. Greimas dalam cerita rakyat Riau “Si Umbut Muda Gelang Banyak” Afrilla, Tika; Permadi, Tedi; Adi Nugroho, Rudi
Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol. 7 No. 1 (2025): JURNAL GENRE: (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jg.v7i1.10645

Abstract

Penelitian ini sebagai upaya melestarikan dan memperdalam pemahaman tentang cerita rakyat yang kerap terabaikan dalam kajian sastra. Sebagai warisan budaya Indonesia, cerita rakyat menyimpan pelajaran hidup dan refleksi sosial masyarakat, sehingga penting untuk dikaji strukturnya secara mendalam. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan sinopsis, skema aktan dan fungsi struktural cerita rakyat dari provinsi Riau. Penelitian ini merupakan kajian deskriptif-kualitatif. Data yang digunakan adalah narasi cerita rakyat Si Umbut Muda Gelang Banyak, data diperoleh dengan teknik baca dan catat, kemudian data diinterpretasi menggunakan cara kerja teori skema aktan dan fungsional. Hasil penelitian sebagai berikut: (1)deskirpsi sinopsis cerita rakyat Si Umbut Muda Gelang Banyak, (2) cerita rakyat Si Umbut Muda Gelang Banyak memenuhi 6 aktan yaitu pengirim Si Umbut Muda yang memiliki emas dan perak yang banyak serta pakaian kain sutra termahal, ibu), objek (mempertahankan derajat sosial yang tinggi), subjek (Si Umbut Muda), penolong (paras yang cantik, pakaian mewah, perhiasan emas dan perak warisan dari ayahnya, Ibu), penentang (sifat umbut Muda yang congkak, besar hari, angkuh dan durhaka, sungai yang deras), penerima (Si Umbut Muda, Ibu). sosok yang kompleks dan dinamis. (3) Cerita rakyat Si Umbut Muda Gelang Banyak memenuhi tiga tahapan struktur fungsional: (a) situasi awal, (b) transformasi: tahap uji kecakapan, tahap uji utama, dan tahap kegemilangan dan (c) situasi akhir. Penelitian ini berperan memperkaya kajian sastra, memperkuat upaya pelestarian budaya lokal serta menjadi referensi bagi pengajaran sastra.
Tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan legenda Ketobong Keramat sebagai kearifan budaya Melayu Afrilla, Tika; Mulyati, Yeti
Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol. 6 No. 1 (2024): JURNAL GENRE: (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jg.v6i1.8160

Abstract

Penelitian ini mengkaji cerita Mambang Linau dari Bengkalis dan Legenda Ketobong Keramat yang berasal dari Pelalawan. Kedua cerita ini muncul dan hidup dalam lingkungan masyarakat Melayu. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan 1) perbandingan sinopsis cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, 2) perbandingan penggambaran ketaatan kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, dan 3) tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin sebagai kearifan budaya Melayu. Jenis penelitian ini deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif komparatif. Adapun hasil yang diperoleh kedua cerita ini memiliki kesamaan terutama dalam menaati perintah pemimpin atau raja. Perbedaannya yaitu: 1) taat kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dilakukan dengan sukarela demi menjunjung titah raja dan tuah atau kemakmuran negeri sehingga patuh kepada pemimpin merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt., sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat taat kepada pemimpin memiliki motif karena terpaksa dan takut akan ancaman yang diberikan raja jika tidak taat. 2) Cerita Mambang Linau tentang kisah perjalanan hidup Bujang Enok dan Mambang Linau yang akhirnya berpisah karena melanggar amanah demi menaati perintah pemimpin untuk menari, sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat mengisahkan kehidupan Bomo Sakti yang melanggar syarat dan amanah dari gurunya karena ancaman raja. Kedua cerita ini merupakan khazanah dari kearifan lokal Melayu, berisi tentang tunjuk ajar yang dapat diwariskan kepada generasi bangsa untuk memupuk nilai karakter yang sudah ada. Tunjuk ajar Melayu juga perlu digali manfaatnya untuk menyampaikan nasihat, petuah, dalam syair, pantun, ungkapan, dan pepatah sehingga diharapkan dapat mewujudkan manusia bertuah.