Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Metode Diplomatik dalam Mengidentifikasi Kandungan Isi Naskah Gulungan Berbahan Daluang Koleksi Candi Cangkuang Permadi, Tedi
PANGGUNG Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v22i4.66

Abstract

ABSTRACTThis paper presents the results of the identification of rolled manuscripts made of daluang using diplomatic method. This method aims at getting the authenticity of the script based on the information that accompanies the text with the internal evidence contained in the manuscript. In terms of script identification techniques, diplomatic method utilizes direct observation techniques, assisted by other descriptions of contemporary manuscript as an evidence and support of the relevant literature. The use of diplomatic method in identifying rolled manuscripts produces the characteristics of the material, the literacy/language used in the text, and the editorial lapses contained in the text, but the identity of the author or the copyist and the time of the writing or copying manuscripts could not be found.Keywords: Manuscript identification, daluang, diplomatic method ABSTRAKTulisan ini menyajikan hasil identifikasi naskah gulungan berbahan daluang dengan menggunakan metode diplomatik. Metode diplomatik bertujuan untuk mendapatkan keaslian naskah berdasarkan informasi yang ada di dalam teks dengan bukti internal yang terkandung dalam naskah tersebut. Dalam hal teknik identifikasi naskah, metode diplomatik memanfaatkan teknik observasi langsung, dibantu dengan deskripsi dari naskah kontemporer lain sebagai bukti dan pendukung literatur yang relevan. Penggunaan metode diplomatik dalam mengidentifikasi naskah gulungan menghasilkan karakteristik material, huruf/bahasa yang digunakan dalam teks, dan penyimpangan editorial yang terkandung dalam teks, tetapi tidak bisa menemukan identitas penulis atau penyalin dan waktu penulisan atau penyalinan naskah.Kata kunci: Identifikasi naskah, daluang, metode diplomatik
Traising Pesantren Poetry as a Cirebon Teaching Material, Study of Nadoman Poetry Text Structure in The Aurodan Tradition of AsySyahadatain Cirebon S, A. Maskur; Sumiyadi, Sumiyadi; Iskandarwassid, Iskandarwassid; Permadi, Tedi
International Conference on Elementary Education Vol. 2 No. 1 (2020): Proceedings The 2nd International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.227 KB)

Abstract

Oral tradition is a legacy passed down from ancestors to later generations through speech media. Nadoman in the Aurodan tradition of the Asy-Syahadatain Congregation in Cirebon is part of an oral tradition in the form of an oral poem in the Cirebon language that is used for the media of the preaching of the chaplain which is usually sung in the form of singing during the rituals of dhikr together. Aurod is a book in which nadoman poetry is read together in an Aurodan tradition developed as the tradition of the Munjul Islamic Boarding School in Cirebon. Auordan and Nadoman are very thick with the Cirebon Islamic culture which is flexible, gentle, open, tolerant, as a product of acculturation of several cultures, namely Javanese Islam, Sundanese, Arabic, and even other cultures in Cirebon, even though it was born from ulama leaders who are identical and closed. This study aims to examine the structure of the nadhoman poetry text in the oral tradition of the Aurodan Praise of the Prayer of the Noble Congregation of the Asy-Syahadatain Congregation of Cirebon. This research is a qualitative research. Qualitative methods are used to examine objects in natural conditions, to find meaning and generalization, where the researcher as a key instrument. This study was designed to describe, analyze, reveal, and explain the structure of Nadoman poetry texts in the Aurodan tradition of the Asy-Syahadatain Cirebon Cirebon. This study uses basic data which includes (1) the structure of the nadhoman poetry text in the oral traditions of the Aurodan Congregation of the As-Syahadatain Cirebon Cirebon which were sung as praises of prayer before prayer; (2) efforts to use it in learning Cirebon Literature at school. Tenik Data collection is done by observation, interviews, document studies. The results of this study found some very beautiful niroman cirebon poems and conditions for value and worth to be raised in as one of Cirebon's cultural heritage, and Nusantara's cultural heritage in general by incorporating it into the school curriculum as teaching material
KESENIAN BRINGBRUNG DI KELURAHAN LEDENG, BANDUNG: KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI, DAN MAKNA Muhamad Mazeinda Al Biruni; Memen Durachman; Tedi Permadi
Jurnal Bahtera Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2021): JBSI Vol. 3 No. 1
Publisher : Jurnal Bahtera Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kesusastraan lisan budaya Sunda yang salah satunya dimiliki masyarakat Kelurahan Ledeng di Kota Bandung. Kesenian Bringbrung tercatat telah berdiri sekitar tahun 1914, yang dipelopori oleh leluhur dari Pak Saripin bernama Abah Enja. Pada tahun tersebut, Abah Enja menemukan alat musik beserta sebuah kitab di pemakaman Cidadap. Tujuan adanya mantra Bringbrung di tengah masyarakat Ledeng ialah untuk mengingat rezeki yang telah diberikan Tuhan atas hasil panen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh informasi berkenaan struktur mantra, konteks pertunjukan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menempatkan peneliti sebagai instrumen utama untuk menemukan jawaban dari masalah. Hasil penelitian dari mantra Bringbrung versi pendek menunjukkan bahwa struktur mantra memiliki irama teratur, bunyi dominan dari mantra berupa bunyi-bunyi khusyuk serta liris, dan tema yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, kepercayaan, serta sosial. Konteks pertunjukan pada ketiga bait mantra menunjukkan adanya pembacaan terhadap situasi dan budaya dari kolektif pemilik. Proses penciptaannya bersifat terstruktur dengan pola pewarisan yang horizontal dan vertikal. Hal tersebut menunjukkan bahwa mulai terdapat keterbukaan dalam kolektif kesenian. Adapun fungsinya berkaitan dengan sistem proyeksi, alat pengesahan budaya dan pendidikan, alat untuk memberikan kedudukan, menegur seseorang, serta memprotes hal yang tidak adil. Makna mantra Bringbrung memiliki representasi terhadap tema-tema alam, kepercayaan, dan sosial yang memiliki peran penting dalam pengetahuan kolektif Bringbrung.
CERITA TENTANG BIDADARI MANDI DAN FUNGSINYA SEBAGAI SARANA KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Yostiani Noor Asmi Harini; Tedi Permadi
Klitika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/klitika.v1i2.473

Abstract

Di Kabupaten Maros, Makassar, terdapat Kolam Jamala. Menurut cerita masyarakat, Kolam Jamala atau Telaga Bidadari merupakan tempat mandi bidadari. Bahkan, karena cerita tersebut, Kolam Jamala pun dipercaya memiliki khasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit bahkan menghindarkan orang yang mandi disana dari guna-guna. Di Jawa Barat, terdapat cerita tentang Jaka Tarub. Penggerak utama dalam cerita tersebut adalah turunnya para bidadari dari kahyangan yang kemudian mandi di sungai yang berada di bumi. Peristiwa tersebut menyebabkan Jaka Tarub terpesona oleh kecantikan sang bidadari sehingga dirinya mencuri salah satu selendang sang bidadari (Nawang Wulan). Kedua cerita tersebut memiliki kesamaan yaitu adanya peristiwa bidadari mandi dan latar tempat bidadari mandi (sungai/telaga). Pertanyaan yang kemudian muncul dalam benak kami adalah: mengapa dalam cerita rakyat nusantara tidak ada satu pun kisah yang di dalamnya terdapat tokoh dewa atau bidadara yang dikisahkan mandi di bumi? Setelah ditelusuri menggunakan pendekatan folklor, tampak bahwa cerita tentang bidadari mandi berfungsi sebagai sarana konservasi sumber daya air. Mengapa bidadari (perempuan)? Karena perempuan dipercaya masyarakat sebagai “ibu bumi”.
Fungsi Tradisi Lisan Aurodan dari Tarekat Asy-Syahadatain Cirebon dalam Kehidupan Komunitas Pemiliknya Ahmad Maskur Subaweh; Sumiyadi Sumiyadi; Iskandarwassid Iskandarwassid; T. Permadi
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v13i2.4797

Abstract

ABSTRAKTradisi Aurodan Jamaah Tarekat Asy-Syahadatain di Cirebon adalah bagian dari tradisi lisan dalam bentuk ritual pertunjukan, yang merupakan zikir berbunyi nyaring bersama dengan nyanyian puisi nadhoman Cirebon. Aurodan mencerminkan budaya Islam Cirebon yang lembut, terbuka, dan toleran sebagai produk akulturasi dari beberapa budaya, yaitu Jawa, Sunda, Arab, dan bahkan budaya lain di Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tradisi lisan Aurodan komunitas Jamaah Asy-Syahadatain di Cirebon. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang meneliti objek dalam kondisi alam, untuk menemukan makna dan generalisasi, di mana peneliti sebagai instrumen utama dalam metode penelitian. Penelitian ini dirancang untuk menggambarkan, menganalisis, mengungkap, dan menjelaskan fungsi tradisi Aurodan Asy-Syahadatain Cirebon. Penelitian ini menggunakan data dasar yaitu fungsi tradisi lisan Aurodan Asy-Syahadatain Cirebon. Pengumpulan data tenik dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumen. Hasil penelitian ini menemukan beberapa penjelasan tentang fungsi tradisi Aurodan cirebon yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan dapat diangkat sebagai salah satu warisan budaya Cirebon yang memiliki ciri khas sebagai budaya khas pesantren yang menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokalnya.Kata kunci: Tradisi lisan, Aurodan, fungsi, Asy-Syahadatain CirebonABSTRACTThe Aurodan tradition which is held by Jamaah Tarekat Asy-Syahadatain in Cirebon is part of an oral tradition in the form of a ritual performance, which is a dhikr that sounds loud along with the singing of the Cirebon nadhoman poetry. Aurodan reflects the soft, open and tolerant culture of Cirebonese Islam as an acculturation product of several cultures, namely Javanese, Sundanese, Arabic, and even other cultures in Cirebon. This study aims to describe the function of the Aurodan oral tradition of the Jamaah Asy-Syahadatain community in Cirebon. This research is a qualitative study that examines objects in natural conditions, to find meaning and generalization, where the researcher as the main instrument in research methods. This study was designed to describe, analyze, uncover, and explain the function of the Aurodan Asy-Syahadatain Cirebon tradition. This study uses basic data that is the function of Aurodan Asy-Syahadatain Cirebon oral tradition. data collection technique is conducted by observation, interview, document study. The results of this study found several explanations about the function of the Aurodan cirebon tradition which are very important in social life and can be appointed as one of Cirebon's cultural heritages that has a characteristic as a typical pesantren culture that preserves its cultural preservation and local wisdom.Keyword: Oral Tradition, Aurodan, function, Asy-Syahadatain Cirebon
STUDI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Kasus Pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru) Tedi Permadi; Azwir Nasir; Yuneita Anisma
Jurnal Ekonomi Vol 21, No 02 (2013)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.73 KB) | DOI: 10.31258/je.21.02.p.%p

Abstract

The purpose of this study was to examines the influence paying tax awareness,knowledge and understanding of tax regulation, a good perception of theeffectiveness of the taxation system, the confidence level of the systemadministration and law, moral norms on the willingness to pay taxes of anpersonal taxpayer who performs work free.Sampling techniques in the study was convenience sampling. To better representthe researchers took a sample of 98 respondents with Slovin formula calculations.This study uses quantitative methods, where the data obtained from distributingquestionnaires to the taxpayer who performs registered in KPP Pratama Tampan,Pekanbaru. Test statistic used is multiple linear regression test, and data obtainedwere processed using SPSS 17.0 statistical software.Based on the results of research that conducted, found the coefficient ofdetermination (Adj. R2) of 0.114. That means 11.4% of the willingness to paytaxes influenced by paying tax awareness, knowledge and understanding of taxregulation, a good perception of the effectiveness of the taxation system, theconfidence level of the system administration and law, moral norms. Theindependent variable in this study paying tax awareness, knowledge andunderstanding of tax regulation and moral norms had a significant influence onthe willingness to pay taxes. Then two independent variable a good perception ofthe effectiveness of the taxation system and the confidence level of the systemadministration and law doesn't influence on the willingness to pay taxes of anpersonal taxpayer who performs work freeKata Kunci : Willingness to pay taxes, paying tax awareness, knowledge andunderstanding of tax regulation, a good perception of theeffectiveness of the taxation system, the confidence level of thesystem administration and law, moral norms.
Metode Diplomatik dalam Mengidentifikasi Kandungan Isi Naskah Gulungan Berbahan Daluang Koleksi Candi Cangkuang Tedi Permadi
PANGGUNG Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.655 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v22i4.66

Abstract

ABSTRACTThis paper presents the results of the identification of rolled manuscripts made of daluang using diplomatic method. This method aims at getting the authenticity of the script based on the information that accompanies the text with the internal evidence contained in the manuscript. In terms of script identification techniques, diplomatic method utilizes direct observation techniques, assisted by other descriptions of contemporary manuscript as an evidence and support of the relevant literature. The use of diplomatic method in identifying rolled manuscripts produces the characteristics of the material, the literacy/language used in the text, and the editorial lapses contained in the text, but the identity of the author or the copyist and the time of the writing or copying manuscripts could not be found.Keywords: Manuscript identification, daluang, diplomatic method ABSTRAKTulisan ini menyajikan hasil identifikasi naskah gulungan berbahan daluang dengan menggunakan metode diplomatik. Metode diplomatik bertujuan untuk mendapatkan keaslian naskah berdasarkan informasi yang ada di dalam teks dengan bukti internal yang terkandung dalam naskah tersebut. Dalam hal teknik identifikasi naskah, metode diplomatik memanfaatkan teknik observasi langsung, dibantu dengan deskripsi dari naskah kontemporer lain sebagai bukti dan pendukung literatur yang relevan. Penggunaan metode diplomatik dalam mengidentifikasi naskah gulungan menghasilkan karakteristik material, huruf/bahasa yang digunakan dalam teks, dan penyimpangan editorial yang terkandung dalam teks, tetapi tidak bisa menemukan identitas penulis atau penyalin dan waktu penulisan atau penyalinan naskah.Kata kunci: Identifikasi naskah, daluang, metode diplomatik
Identifikasi Tiga Naskah Wasiat Madrais S. Allibasa Koleksi Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Kuningan Tedi Permadi
Manuskripta Vol 6 No 2 (2016): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1487.466 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v6i2.60

Abstract

Carakan is one kind of traditional Indonesian script. In the past, carakan used for various purposes in the archipelago written tradition, both for practical everyday purposes and meeting the needs of the administration of the local government; including testamentary with regard to the utilization of a wealth of indigenous peoples. Their testament manuscript text written using characters carakan, especially with the peculiarities in the form of letters generated by a playwright (idiograph), required a special technique to recognize the characters shape. The technique used is the technique of trace (tracing) directly above character by character so we get the script transliteration guidelines which refer directly to the text of the manuscript. Results from this study is (1) guide transliteration of three testamentary of Madrais S. Allibasa Manuscript; (2) certainty of the same authors on three testamentary manuscripts, namely Madrais S Allibasa, although there are only two manuscript text which states the name Madrais and an existing script text signature; and (3) certainty contents of a will stating that the lands of indigenous peoples should not be shared inheritance and sold, can only be used for the common. --- Carakan adalah salah satu jenis aksara tradisional Indonesia yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam tradisi tulis Nusantara, baik untuk keperluan praktis sehari-hari maupun pemenuhan kebutuhan administrasi di pemerintahan lokal; termasuk menuliskan surat wasiat yang berkenaan dengan pemanfaatan harta kekayaan suatu masyarakat adat. Adanya teks naskah surat wasiat yang ditulis dengan menggunakan aksara carakan, terlebih dengan adanya kekhasan dalam bentuk aksara yang dihasilkan oleh seorang penulis naskah (idiograph), diperlukan satu teknik khusus untuk mengenali bentuk aksaranya. Teknik yang digunakan adalah teknik jiplak (tracing) langsung atas karakter demi karakter aksara sehingga didapatkan panduan alih aksara yang mengacu secara langsung pada teks naskah yang dibaca. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat adanya (1) panduan alih aksara atas tiga surat wasiat Madrais S. Allibasa; (2) kepastian penulis yang sama atas tiga naskah surat wasiat, yaitu Madrais S Allibasa, walaupun hanya terdapat dua teks naskah yang menyatakan nama Madrais dan satu teks naskah yang ada tanda tangannya; dan (3) kepastian isi surat wasiat yang menyatakan bahwa tanah masyarakat adat tidak boleh dibagi waris dan diperjualbelikan, hanya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Penyelamatan Naskah-naskah Karya Pangeran Madrais dengan Teknik Digitalisasi Tedi Permadi; Emmy Ratna Gumilang Damiasih; Euis Kurniasih
Manuskripta Vol 8 No 2 (2018): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.687 KB) | DOI: 10.33656/manuskripta.v8i2.121

Abstract

Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda are Sundanese community doctrines based in Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur Sub-Distric, Kuningan Distric, West Java Province. Sundanese teachings that are used as a guide in carrying out customs and traditions are the teachings of Prince Madrais Sadewa Alibassa Kusumaningrat; in the form of speech and writing. Prince Madrais's writing, now in the category of manuscripts, the condition is worrying and has not received proper care and repair. One effort to save the content of the manuscript is the technique of digitizing the manuscript. The problems faced by the manager of Paseban Tri Panca Tunggal in the rescue of manuscripts, are now handled by the knowledge of care and the way of codification; good places and tools for storing manuscripts and the ability to maintain and digitize the manuscript. These efforts expected to provide an understanding of the characteristics, roles, functions, and meaning of the Prince Madrais Manuscript’s in the whole journey of the Nusantara written tradition; can further be utilized to serve as one of the reference sources of the nation's cultural development. -- Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda adalah penganut ajaran Sunda yang berpusat di Paseban Tri Panca Tunggal, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ajaran Sunda yang dijadikan pedoman dalam menjalankan adat dan tradisi adalah ajaran Pangeran Madrais Sadewa Alibassa Kusumaningrat yang berupa tuturan dan tulisan. Tulisan tangan Pangeran Madrais yang sekarang termasuk kategori naskah kuno, kondisinya mengkhawatirkan dan belum mendapat perawatan serta perbaikan sebagaimana mestinya. Permasalahan yang dihadapi pengelola Paseban Tri Panca Tunggal dalam penyelamatan naskah sekarang tertangani dengan adanya pengetahuan perawatan naskah, tempat dan alat yang baik untuk menyimpan naskah, dan kemampuan merawat dan mendokumentasikan naskah. Salah satu upaya pelestarian naskah-naskah tersebut adalah dengan teknik digitalisasi. Upaya ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang karakteristik, peran, fungsi, dan makna naskah karya Pangeran Madrais dalam keseluruhan perjalanan tradisi tulis Nusantara; lebih lanjut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber rujukan pengembangan budaya bangsa.
Identifikasi Bahan Naskah (Daluang) Gulungan Koleksi Cagar Budaya Candi Cangkuang dengan Metode Pengamatan Langsung dan Uji Sampel di Laboratorium Tedi Permadi
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 3, No 1 (2012): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2818.907 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v3i1.453

Abstract

Tulisan ini berupaya memaparkan hasil identifikasi naskah berbahan daluang dengan menggunakan dua metode, yaitu pengamatan langsung dan uji sampel di laboratorium. Dalam hal metode pengamatan langsung, digunakan beberapa alat bantu identifikasi agar hasilnya  lebih terukur. Adapun uji sampel di laboratorium mengacu pada Standard Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BNSNI) sehingga hasilnya lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dua metode tersebut digunakan untuk identifikasi bahan naskah gulungan koleksi Cagar Budaya Candi Cangkuang (CBCC). Karakteristik bahan naskah yang dihasilkan berupa ketebalan bahan, warna bahan, jenis serat, panjang serat, kadar asam dan jenis kerusakan naskah. Adanya kemungkinan penggunaan metode dan hasil identifikasi bahan naskah daluang tersebut diharapkan dapat memperkaya metode kajian naskah dan mempertajam analisis filologis selanjutnya.