Fase fondasi merupakan fase yang terpenting dalam kehidupan anak usia dini karena stimulasi yang diberikan pada masa ini akan menjadi bekal untuk menempuh pendidikan pada tahap yang lebih tinggi. Di fase fondasi ini terdapat tiga element capaian pembelajaran yang harus terpenuhi diantaranya nilai agama dan budi pekerti, jati diri serta dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa dan seni. Untuk mewujudkan capaian pembelajaran tersebut, dapat dilakukan dengan pendekatan teori bermain kontemporer melalui pembelajaran qur’anic sains yang mengintegrasikan sains dengan Al-Qur’an sehingga tercipta bermain bermakna pada diri anak usia dini. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisa bagaimana guru melakukan proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran serta persepsi orangtua siswa terhadap pembelajaran qur’anic sains yang dilakukan di TPA Al-Madani Bandung. Subjek penelitian adalah tiga orang guru dengan latar belakang pendidikan PIAUD dan tiga orang perwakilan orangtua siswa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dimana dalam pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara semi terstruktur. Analisis data menggunakan member check dan triangulasi teknik. Diketahui hasil dari penelitian ini bahwasanya dalam persiapan dan pelaksanaan bermain bermakna melalui pendekatan qur’anic sains para guru telah memiliki kemampuan pedagogi pembelajaran sains meliputi keterampilan proses yang menunjang pada tercapainya tujuan pembelajaran yang mampu meningkatkan rasa antusias anak dan motivasi belajar. Adapun persepsi orangtua terkait pembelajaran qur’anic sains menunjukan kontribusi positif terhadap proses capaian pembelajaran pada fase fondasi ini.