Effective pharmacy management is essential in ensuring drug availability in health facilities. This study aims to analyze the pharmaceutical management system in Garut Regency, focusing on aspects of recording, infrastructure, readiness of health workers, and local government policies. The research method used was a qualitative approach with interview and observation techniques in several health facilities. The results showed that many health facilities still use a manual recording system, which risks causing errors and delays in drug procurement. In addition, limited infrastructure and the readiness of health workers in adopting pharmaceutical information systems are the main obstacles in digitizing pharmaceutical management. In terms of policy, the absence of strong regulations and limited budget hamper the optimal implementation of digital systems. Therefore, it is necessary to improve infrastructure, train health workers, and support clearer policies to encourage the digitalization of the pharmaceutical system in Garut Regency. ABSTRAK Pengelolaan farmasi yang efektif sangat penting dalam memastikan ketersediaan obat di fasilitas kesehatan. pengabdian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengelolaan farmasi di Kabupaten Garut, dengan fokus pada aspek pencatatan, infrastruktur, kesiapan tenaga kesehatan, dan kebijakan pemerintah daerah. Metode pengabdian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi di beberapa fasilitas kesehatan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa masih banyak fasilitas kesehatan yang menggunakan sistem pencatatan manual, yang berisiko menimbulkan kesalahan dan keterlambatan dalam pengadaan obat. Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan kesiapan tenaga kesehatan dalam mengadopsi sistem informasi farmasi menjadi hambatan utama dalam digitalisasi pengelolaan farmasi. Dari sisi kebijakan, belum adanya regulasi yang kuat serta keterbatasan anggaran menghambat implementasi sistem digital secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan infrastruktur, pelatihan tenaga kesehatan, serta dukungan kebijakan yang lebih jelas untuk mendorong digitalisasi sistem farmasi di Kabupaten Garut.