Sentra penghasil padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Desa Gegelang, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Prestasi produktivitas padi di Lombok Barat sebagaimana dihasilkan oleh petani Desa Gegelang dalam satu satuan hektarnya bisa mencapai 10, 56 ton/hektar gabah basah, atau setara dengan 8,6 ton/hektar kondisi gabah kering giling. Sementara dengan hasil tersebut Lombok Barat dimungkinkan bisa meningkatkan produksi lebih dari capaian yang ada saat ini, jika melakukan mekanisasi pertanian. Kendala yang dihadapi sekarang para petani di daerah tersebut, memanen padi masih dengan cara manual, mengandalkan tenaga para buruh tani. Prosentase gabah yang terbuang tinggi. Saat pemotongan menggunakan sabit, sering kali bulir padi rontok dan jatuh ke tanah, apalagi jika padi sudah terlalu matang. Gabah juga tersisa di lahan. Potongan yang terlalu tinggi menyebabkan banyak bulir tertinggal di batang bawah. Gabah juga mengalami kerusakan fisik/bulir patah atau pecah, yang disebabkan oleh gesekan dan tekanan saat pengangkutan manual. Untuk mengatasi kondisi tersebut dilakukan penyuluhan dan penggunaan combine harvester (mesin panen padi multifungsi) di kelompok tani Desa Gegelang. Hasil dari kegiatan tersebut sangat berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi gabah yang dihasilkan. Dengan menggunakan combine harvester jumlah tenaga kerja yang digunakan lebih sedikit sekitar 3 orang, dibandingkan dengan manual memerlukan tenaga kerja 20 orang. Kecepatan panen lebih cepat, 10 hektar/hari, dengan manual hanya 1.5 hektar/hari. Kesimpulannya penggunaan combine harvester lebih menguntungkan ditinjau dari penggunaan tenaga kerja, biaya operasional dan kualitas gabah lebih baik.