Kebutuhan pangan di Indonesia terus meningkat akibat dari populasi yang padat. Peningkatan kebutuhan gula adalah salah satu yang paling signifikan. Produksi gula nasional meningkat semula 2,35 juta ton pada tahun 2021 menjadi 6,48 juta ton di tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan industri makanan minuman. Indonesia harus mengimpor gula karena kekurangan stok di dalam negeri. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi impor adalah dengan menghasilkan gula glukosa dari tepung tapioka, yang berasal dari ubi kayu. Produksi ubi kayu Indonesia telah meningkat pesat sejak 1980, naik dari 97,51 kuintal/hektar menjadi 260,23 kuintal/hektar pada 2019. Ada potensi besar untuk produksi glukosa lokal dengan produksi tepung tapioka antara 15-16 juta ton/tahun. Pembuatan sirup glukosa menggunakan tepung tapioka akan mengurangi kebutuhan impor dan menciptakan pekerjaan baru dan mendorong industri makanan, minuman, dan farmasi berkembang. Pabrik ini memiliki kapasitas 30.000 ton/tahun dan memiliki waktu operasi 330 hari. Analisis ekonomi pra rancangan pabrik ini memiliki tujuan menentukan perkiraan tentang kelayakan dari menginvestasikan modal dalam kegiatan produksi pabrik. Kemudian, analisis ini juga bertujuan untuk menentukan jumlah modal investasi yang diperlukan sebagai pertimbangan investor saat mereka berinvestasi pada pabrik yang akan dibangun. Pabrik tersebut layak untuk didirikan karena nilai ROI setelah pajak sebesar 66,7%, POT setelah pajak selama 2,08 tahun, BEP sebesar 23%, SDP sebesar 12%, dan Internal Rate of IRR sebesar 40,77%. diperoleh. Nilai ini lebih besar dari bunga pinjaman bank.