Pendahuluan: Kasus kecelakaan kereta api dengan pengguna jalan di perlintasannsebidang masih cukup sering terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuanauntuk mengetahui deskripsi luka pada korban mati kecelakaan kereta api yang ditanganiwInstalasi Forensikodan Medikolegal RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode: Penelitiantini menggunakan metodeudeskriptif observasionalkdari data Visum etoRepertum di RSUD Dr. MoewardiiSurakarta. Teknik sampling padappenelitian ini adalah total sampling yaitudseluruhgVisum et Repertumksejak Januari 2017 – Desember 2021. Hasil: Berdasarkan data Visum et Repertum pada tahun 2017-2021 didapatkan sebanyak 27 kasusokecelakaan kereta api dengan ciri-ciriuluka sebagai berikut: (1) Lokasihluka palingybanyak ditemukanwdi regio kepala dan ekstremitasaatas dengan jumlah yangusama sebanyak 100%; (2) Jenis luka yangqpaling sering ditemukan adalah luka lecet sebanyak 49,72%; (3) Tepi luka tidak rata didapatkanzsebanyak 18,52% dan tepi luka rata sebanyak 3,70%; (4) Dasar luka terbanyak berupa dasar luka kulit sebesar 100%; (5) Patah tulang didapatkan sebanyak 100%; (6) Luka fatal paling banyak berupa multiple trauma (81,48%); (7) Kelompok lansia sebagai korban terbanyak sebesar 33,33%; (8) Korban laki-laki didapatkan sebesar 81,48% dan perempuan sebesar 18,52%; (9) Instansi kepolisian yang paling banyak mengirimkan korban kecelakaan kereta api adalah Polsek Banjarsari sebesar 22,22%. Kesimpulan: Lokasi luka paling sering terdapatcdi kepala dan ekstremitas atas, jenis luka terbanyak adalah luka lecet, tepi luka paling banyakxadalah tepi luka tidak rata, dasar luka paling banyak adalah dasar luka kulit, patah tulang ditemukan pada seluruh kasus, luka fatal yang paling banyak menyebabkan kematian adalah trauma multipel, korban kecelakaan kereta api terbanyak dialami lansia dan berjenis kelamin laki-laki, serta daerah instansi kepolisian yang paling banyak mengirimkan jenazah korban kecelakaan kereta api adalah Polsek Banjarsari.