Pendahuluan : Fenomena depresi di kalangan remaja di Indonesia menjadi isu yang mengkhawatirkan dengan prevalensi yang cukup tinggi dan target penapisan yang belum memadai. Remaja merupakan fase yang rentan mengalami gangguan jiwa, seperti depresi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa olahraga bisa membantu mengurangi gejala depresi, tetapi belum spesifik mencari tahu tentang hubungan frekuensi olahraga terhadap tingkat gejala depresi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan frekuensi olahraga terhadap tingkat gejala depresi di kalangan remaja di SMKN 1 Pengasih yang belum banyak dieksplorasi dalam penelitian sebelumnya. Metode : Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel penelitian adalah remaja siswa/siswi di SMKN 1 Pengasih tahun ajaran 2023/2024 melalui teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Frekuensi olahraga pada sampel dibagi menjadi 0 - 2x/minggu dan 3 - 5x/minggu, tingkat gejala depresi diukur menggunakan kuesioner PHQ - A (Patient Health Questionnaire-Adolescent). Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS. Hasil : Dari total 302 responden, dilakukan uji korelasi Rank Spearmann antara frekuensi olahraga dan tingkat gejala depresi. Hasilnya, didapat hubungan tidak signifikan, korelasi sangat lemah, dan berlawanan arah antara frekuensi olahraga dan tingkat gejala depresi dengan p = 0,470 (p > 0,05) dan r = -0,042. Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan signifikan antara frekuensi olahraga dan tingkat gejala depresi pada remaja di SMKN 1 Pengasih.