Rhinosinusitis kronis merupakan peradangan sinus paranasal yang berlangsung lebih dari 12 minggu dan memerlukan pencitraan CT-Scan untuk mendiagnosis patologis. Pemilihan slice thickness menjadi faktor penting dalam menghasilkan citra yang optimal. Slice thickness 1–2 mm memberikan hasil yang lebih baik, namun di RSUD Kota Yogyakarta masih digunakan slice thickness 3 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknik pemeriksaan CT-Scan sinus paranasal dan penggunaan slice thickness 3 mm. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan dokter spesialis radiologi dan radiografer di Instalasi Radiologi RSUD Kota Yogyakarta pada Juli 2025. Pemeriksaan dilakukan tanpa persiapan khusus, dengan posisi pasien supine dan rekonstruksi citra axial serta coronal. Penggunaan slice thickness 3 mm pada pemeriksaan CT Scan sinus paranasal terbukti mampu memberikan visualisasi anatomi yang jelas pada kasus rhinosinusitis kronis, termasuk dinding sinus, ostiomeatal complex (OMC), septum nasi, serta konka inferior dan medial, tanpa menimbulkan noise berlebih. Meskipun slice thickness yang digunakan 1–1,5 mm dapat menghasilkan resolusi lebih tinggi, peningkatan noise yang ditimbulkan justru dapat mengganggu validitas interpretasi. Oleh karena itu, penggunaan slice thickhness 3 mm dinilai paling efisien, efektif, serta sesuai dengan standar klinis yang diterapkan di RSUD Kota Yogyakarta. Slice thickness 3 mm memberikan keseimbangan ideal antara ketajaman citra dan kenyamanan visual dalam diagnosis rhinosinusitis kronis, serta telah terbukti efektif di lingkungan klinis RSUD Kota Yogyakarta.