Kesehatan mental merupakan faktor krusial dalam kehidupan mahasiswa dan dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti tekanan akademik, interaksi sosial, dan lingkungan tempat tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan pengalaman kesehatan mental antara mahasiswa perantau dan mahasiswa lokal di Universitas Negeri Medan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling dalam pemilihan partisipan. Data dikumpulkan melalui survei berbasis Google Form serta wawancara semi-terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perantau lebih sering mengalami kesepian, tekanan akademik, serta kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Sementara itu, mahasiswa lokal cenderung mendapatkan dukungan lebih dari keluarga mereka. Faktor utama yang berkontribusi terhadap kesehatan mental mahasiswa adalah beban akademik yang tinggi (76,9%), diikuti oleh masalah keuangan, dinamika sosial, serta lingkungan kampus. Untuk mengatasi tekanan mental, mahasiswa menerapkan berbagai strategi seperti menjaga komunikasi dengan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan positif, serta mengatur keuangan dan waktu dengan lebih baik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kampus belum secara signifikan berkontribusi terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih mendukung, termasuk peningkatan layanan psikologis dan penguatan komunitas kampus yang lebih inklusif.