Tanonggi, Graciela Sharel
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Raqaf Ruach Yahweh: Urapan, Katekumen, dan Dinamika Pengajaran Roh Kudus dalam Spiritualitas Pentakostal Pakpahan, Gernaida Krisna R.; Tanonggi, Graciela Sharel
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i2.1521

Abstract

Abstract. Christian education that is solely oriented toward academic aspects without the active involvement of the Holy Spirit loses its transformative power and risks becoming a purely intellectual process. Pentecostal pedagogy emphasizes the simultaneity between spiritual experience and theological learning, rejecting the dichotomy between cognition and faith experience. The concept of Raqaf Ruach Yahweh in Genesis 1:2, Deuteronomy 32:11, and Jeremiah 23:9 illustrates the Holy Spirit's role as an agent of transformation in creation, protection, and character formation. This article studied the concept by conducting theological analysis and literature review, including biblical hermeneutics and reflections on the catechumenal tradition of the early church. The findings indicate that Pentecostal pedagogy must integrate orthodoxy (right doctrine), orthopraxy (right action), and orthopathy (right feeling) within the educational process. Faith testimony in the Pentecostal community is not merely a personal expression but also serves as a pedagogical tool that strengthens the understanding and internalization of Christian teachings.Abstrak. Pendidikan Kristen yang hanya berorientasi pada aspek akademik tanpa keterlibatan aktif Roh Kudus kehilangan daya transformasinya dan berisiko menjadi proses intelektual yang kering. Pedagogi Pentakostal menekankan simultanitas antara pengalaman spiritual dan pembelajaran teologis, menolak dikotomi antara kognisi dan pengalaman iman. Konsep Raqaf Ruach Yahweh dalam Kejadian 1:2, Ulangan 32:11, dan Yeremia 23:9 menunjukkan bahwa Roh Kudus berperan sebagai agen transformasi dalam penciptaan, perlindungan, dan pembentukan karakter. Tulisan ini akan mengkaji konsep tersebut melalui analisis teologis dan kajian literatur, termasuk hermeneutika biblika dan refleksi terhadap tradisi katekumenat gereja mula-mula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagogi Pentakostal harus mengintegrasikan ortodoksi (ajaran yang benar), ortopraksis (tindakan yang benar), dan ortopati (perasaan yang benar) dalam proses pendidikan. Kesaksian iman dalam komunitas Pentakostal bukan sekadar ekspresi pengalaman pribadi, tetapi juga alat pedagogis yang memperkuat pemahaman dan internalisasi ajaran Kristen.
Strategi Explora-Creative Learning dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen: Studi di Yayasan Global Pelangi Indonesia, Kalimantan Barat Sumarno, Yuel; Tanonggi, Graciela Sharel; Paendong, Samuel Geovany; Filemon, Dalmasius
SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 6, No 1: Februari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52220/sikip.v6i1.362

Abstract

Two strategies that have received considerable attention are inquiry-based learning and creative learning. Contemporary education requires approaches that are innovative and adaptive to evolving learning needs. Inquiry learning emphasizes exploration and investigation, encouraging students to think critically and analytically. On the other hand, creative learning emphasizes the development of divergent thinking and problem-solving skills, which are crucial in addressing today's global challenges. To improve students' critical thinking and creativity skills, which ultimately influence the quality of learning, this research aims to evaluate the effectiveness of combining inquiry and creative learning methodologies. This research employs the classroom action research method to practically investigate how learning materials can be enhanced by incorporating interactive and innovative teaching techniques in the context of Christianity. The results of the pilot application of the Explore-Creative learning strategy in education showed that it is highly effective in improving students' conceptual understanding, active participation, creativity, collaboration, and information retention. Additionally, this strategy can be adapted to accommodate different learning styles and varying levels of student understanding.  AbstrakDua strategi yang banyak mendapat perhatian adalah pembelajaran inquiry dan kreatif. Pendidikan kontemporer membutuhkan pendekatan yang inovatif dan adaptif terhadap kebutuhan belajar yang terus berkembang. Pembelajaran inquiry menekankan eksplorasi dan investigasi, mendorong siswa berpikir kritis dan analitis. Di sisi lain, pembelajaran kreatif fokus pada pengembangan kemampuan berpikir divergen dan problem-solving, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan global saat ini. Dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas pembelajaran, penelitian ini mencoba mengevaluasi seberapa baik metodologi pembelajaran inkuiri dan kreatif dikolaborasikan. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas untuk menginvestigasi secara praktis bagaimana materi pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik-teknik interaktif dan inovatif dalam pengajaran agama Kristen. Hasil uji coba penerapan strategi Explore-Creative learning dalam pembelajaran menunjukkan bahwa strategi ini sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep, partisipasi aktif, kreativitas, kolaborasi dan memori informasi siswa. Selain itu, strategi ini juga dapat disesuaikan dengan gaya pembelajaran yang berbeda dan perbedaan tingkat pemahaman siswa.  
Belonging Education Model dalam Pendidikan Agama Kristen bagi Siswa Autis di Pendidikan Anak Usia Dini Marbun, Purim; Tanonggi, Graciela Sharel
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1376

Abstract

Abstract. Education is a fundamental human right and should be accessible to all children, including autistic children. However, inclusive education often fails to fully integrate autistic children with “normal” children. Therefore, a friendly educational model that goes beyond inclusivity is needed, such as the Belonging Education model. This study aimed to examine the implementation of Erik W. Carter's Belonging Education model in Christian Religious Education for autistic children in Early Childhood Education (PAUD). This study used a qualitative method through observation at Ecclesia Semanan PAUD. The result of the study indicated that the Belonging Education model goes beyond inclusive education by creating a learning environment that promotes a sense of belonging, acceptance, and inclusion for all students.Abstrak. Pendidikan adalah hak asasi manusia yang fundamental dan harus dapat diakses oleh semua anak, termasuk anak-anak autis. Namun, pendidikan inklusif sering kali gagal sepenuhnya mengintegrasikan anak-anak autis dengan anak-anak “normal.” Oleh karena itu, diperlukan model pendidikan yang ramah dan melampaui inklusivitas, seperti model Belonging Education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan model Belonging Education dari Erik W. Carter dalam Pendidikan Agama Kristen bagi anak-anak autis di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi di PAUD Ecclesia Semanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Belonging Education melampaui pendidikan inklusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mempromosikan rasa memiliki, penerimaan, dan inklusi bagi semua siswa.