The banking industry in Indonesia has now experienced quite significant development, especially in credit card products. In this era of very tight competition, the entire banking industry is required to be more aggressive and brave in making decisions and implementing strategies in business in order to be superior to competitors. One thing that banking companies must do is to design a promotional mix for more effective marketing communications. Therefore, the purpose of this study is to find out how aggressive marketing communications are on credit cards. This study uses the Cognitive Dissonance Theory. This study uses a qualitative approach with a case study method. The results of this study are. Aggressive marketing will be effective if the company is able to target market segments that really need the product. If this aggressive marketing strategy is carried out too intensely, it will be risky for consumers who can cause congnitive dissonance. To be able to increase marketing effectiveness, a data-base approach can be used to target consumers personally and relevantly. By implementing a targeted strategy, companies can increase efficiency and maintain consumer reputation and trust in their brands. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat, terutama dalam produk kartu kredit. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, sektor perbankan dituntut untuk lebih agresif dan berani dalam mengambil keputusan serta menerapkan strategi bisnis yang inovatif agar dapat unggul dibandingkan pesaing. Salah satu langkah strategis yang dapat diambil oleh bank adalah merancang bauran promosi guna menciptakan komunikasi pemasaran yang lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan komunikasi pemasaran yang agresif dalam promosi kartu kredit. Menggunakan Teori Disonansi Kognitif sebagai landasan teoretis, penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran agresif dapat efektif jika diterapkan pada segmen pasar yang benar-benar membutuhkan produk tersebut. Namun, ketika strategi ini dilakukan secara berlebihan, dapat terjadi disonansi kognitif pada konsumen, yang berpotensi menurunkan tingkat kepercayaan terhadap produk dan merek. Untuk meningkatkan efektivitas pemasaran, perusahaan disarankan untuk menerapkan pendekatan berbasis data guna menargetkan konsumen secara lebih personal dan relevan. Dengan strategi yang terarah dan berorientasi pada kebutuhan konsumen, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi pemasaran sekaligus menjaga reputasi serta kepercayaan pelanggan terhadap merek mereka.