Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Relaksasi Nafas Dalam untuk Menurunkan Intensitas Nyeri pada Pasien Apendiksitis di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Saragih, Wulan Andriani; Perangin-angin, Norong
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i3.64

Abstract

Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit appendiksitis dapat menimbulkan nyeri karena terjadi infeksi pada apendiks. Rasa nyeri dapat di minimalisir dengan dilakukan teknik non farmakologis dengan penerapan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan nyeri pada pasien appendiksitis. Desain penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Sampel dalam penelitian sebanyak 2 responden yaitu pasien dengan gangguan sistem pencernaan pada penyakit appendiksitis yang dirawat Dirumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar. Hasil studi kasus tentang asuhan keperawatan dengan penerapan teknik relaksasi nafas dalam pada kedua pasien dengan gangguan sistem pencernaan pada penyakit appendiksitis dalam menurunkan intensitas nyeri menunjukkan teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan nyeri. Disarankan kepada pasien dengan gangguan sistem pencernaan pada penyakit appendiksitis agar dapat menerapkan teknik relaksasi nafas dalam secara bertahap sehingga hasil yang diharapkan tercapai dengan menurunnya intesitas nyeri.
Tingkat Kecemasan Orang Tua terhadap Dampak Hospitalisasi Pada Anak di RS Efarina Pematangsiantar Perangin-angin, Norong; Purba, Santi Widya; Saragih, Tati Adriana; EPP, Riska Wani; Peranginangin, Winda Melisa
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.354

Abstract

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki potensi besar untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di masa depan, sehingga perlu mendapatkan kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal, termasuk perlindungan dari kondisi yang dapat mengganggu kesejahteraan fisik dan psikologisnya. Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan gangguan psikologis adalah hospitalisasi, yang sering kali menjadi pengalaman menakutkan bagi anak akibat lingkungan yang asing, prosedur medis yang menyakitkan, serta perpisahan dengan orang tua. Reaksi negatif seperti kecemasan, perilaku agresif, dan ketidakkooperatifan kerap muncul selama proses perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan anak terhadap dampak hospitalisasi serta faktor-faktor yang memengaruhinya di RS Efarina Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan teknik total sampling terhadap 30 anak yang dirawat di ruang perawatan anak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak mengalami kecemasan sedang (33,3%) dan berat (33,3%), sementara 23,3% mengalami kecemasan sangat berat dan 10% mengalami kecemasan ringan. Tidak ditemukan anak yang tidak mengalami kecemasan. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan meliputi usia (11–16 tahun), jenis kelamin (laki-laki), pengalaman dirawat sebelumnya, tingkat pendidikan, dan sumber informasi. Temuan ini menegaskan pentingnya peran perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang holistik, tidak hanya pada aspek fisik tetapi juga psikologis, melalui intervensi seperti komunikasi terapeutik dan pendampingan emosional. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan anak selama dirawat, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Mengingat anak merupakan aset penting bagi masa depan bangsa, pengelolaan kecemasan secara efektif menjadi bagian integral dalam praktik keperawatan pediatrik yang berkualitas.
Penyuluhan Bahaya Merokok Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Perangin-angin, Riska Wani Eka Putri; Perangin-angin, Norong
Marsipature Hutanabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 01 (2025): Marsipature Hutanabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : CV. Devi Tara Innovations

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Smoking is a social problem that has a significant impact on public health, especially for active and passive smokers. This counseling activity aims to increase public awareness about the dangers of smoking and encourage behavior change, especially among adolescents. This study uses a qualitative descriptive method with a case study approach in the form of community service in Tanjung Pasir Village, Tanah Jawa District, Simalungun Regency. Data was collected through observation, interviews, questionnaires, and documentation, then analyzed using the triangulation method. The results of the counseling showed an increase in participants' understanding of the negative effects of smoking, where 85% of participants expressed a new awareness of the dangers of smoking, and 68% of those who had previously smoked wanted to reduce or quit. In addition, there is a positive impact on social behavior, such as increasing parental commitments not to smoke at home and the proposed establishment of village regulations related to the prohibition of smoking in public areas. In conclusion, this counseling is effective in increasing awareness and motivating behavior change against smoking habits. Therefore, similar activities need to be carried out on an ongoing basis by involving various parties to strengthen smoking prevention efforts, especially among adolescents.
Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan Resiko Menular Di Huta III Tanjung Pasir Kec Tanah Jawa Kab. Simalungun Perangin-Angin, Norong; Perangin-Angin, Riska Wani Putri; Lismawati, Lismawati; Sembiring, Armeysa
Center of Knowledge : Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat Volume 2, No 2, Agustus 2022
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/cok.v2i2.729

Abstract

Penyakit Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik negara maju maupun negara berkembang (Depkes, 2007). Penyakit TB paru adalah termasuk penyakit kronis karena rentang penyembuhan yang memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 6-8 bulan selain pengobatannya yang berlangsung lama obat-obatan yang diberikan juga terbilang cukup banyak sehingga penderita merasa bosan untuk mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Penyakit TB Paru ini pada dasarnya bisa di sembuhkan dengan cara patuh minum obat secara teratur, salah satunya dengan cara minum obat selama enam sampai delapan bulan secara teratur. Namun kebanyakan dari masyarakat khususnya penderita TB Paru tidak patuh minum obat, berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 september 2019 ditemukan 4 dari 6 orang penderita di huta III tanjung pasir Tulangan, mereka mengatakan merasa bosan minum obat, dan dari pihak keluarga mengatakan adanya keterbatasan keluarga dalam mengingatkan penderita TB paru untuk patuh minum obat secara teratur dikarenakan masing-masing anggota mempunyai aktivitas tersendiri, misalnya istri yang ikut serta mencari nafkah (bekerja). Indonesia merupakan urutan ketiga penderita TBC paru terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah penderita sekitar 10% dari total jumlah penderita di dunia (DepKes RI 2007). Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penderita TBC yang cukup besar dari tahun ke tahun. Tahun 2010 tercatat total kasus TBC sebanyak 36.352 kasus. Tahun 2011 tercatat total kasus TBC sebanyak 37.236 kasus. Sementara untuk hasil pengobatan dan kasus yang diobati pada tahun 2010 yang hasilnya diketahui pada tahun 2011, pasien yang disembuhkan sebanyak 19.568 (88 %), yang gagal disembuhkan 146 dan yang putus berobat sebanyak