Ahyar Rasyidi
STAI Al-Jami, Banjarmasin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HOMESCHOOLING DITINJAU DARI ILMU PSIKOLOGI SOSIOLOGI DAN EKONOMI Ahyar Rasyidi
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 2 (2018): Darul Ulum, Volume 9 Nomor 2, 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i2.19

Abstract

Homeschooling memandang anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik dapat memilih materi pelajaran yang disukai dan ingi dipelajarinya. Pendidikan model homeschooling sejatinya lahir dan berkembang dalam tubuh masyarakat Indonesia yang mengharapkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang tepat sasaran. Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Disisi lain, pendidikan model homeschooling menuntut wali murid pada umumnya agar memerhatikan sisi psikologis, sosiologis dan ekonomis, jika menjadikan homeschooling sebagai alternatif pendidikan bagi anak. Secara psikologi klasifikasi kemampuan anak didik melalui tes intelligence quotient (IQ) dalam sekolah tertentu sebagai pedoman kelaster anak dalam kelompok belajar, hal yang demikian menjadikan anak merasa minder, hal tersebut menjadi pertimbangan sekaligus esensi implementasi homeschooling untuk tidak membeda-bedakan peserta didik. Homeschooling dalam lingkup masyarakat juga hadir untuk memberikan alternatif pola didik anak dalam lingkungan keluarga, dan berkembang dalam lingkungan masyarakat luas, sehingga dikenal dengan istilah komunitas homeschooling dalam masyarakat, disinilah peserta berinteraksi sosial denga peserta lain, yang mungkin saja memiliki perbedaan dari tingkat kecerdasan maupun usia. Kehadiran homeschooling bila ditinjau dari ilmu ekonomi, akan berbanding lurus dengan motive ekonomi yang berorientasi untuk memperoleh keuntungan baik secara materi maupun immateri. Dalam konteks pendidikan, jika homeschooling dikaitkan dengan ilmu ekonomi adalah peserta didik mendapatkan pengetahuan, komptensi/ keterampilan hidup dengan biaya yang relatif rendah.
MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANJARMASIN Ahyar Rasyidi
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 10 No 1 (2019): Darul Ulum, Volume 10 Nomor 1, 2019
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v10i1.33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detil pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda dalam mencapai tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di lakukan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa 1) Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin). 2) Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer-manajer tingkat (middle manajer, lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki. 3) Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.