Website desa memiliki peran penting dalam menyediakan informasi dan layanan digital bagi masyarakat, namun masih banyak yang belum optimal dalam hal kegunaan, keterlibatan pengguna, dan kepuasan. Permasalahan utama adalah kurangnya keselarasan antara kebutuhan pengguna dengan desain yang ada, sehingga tingkat interaksi dan partisipasi warga rendah. Metode Goal Directed Design dipilih karena fokusnya pada pengidentifikasian kebutuhan dan tujuan pengguna, yang kemudian diterapkan dalam desain. Proses ini dimulai dengan pengumpulan data kualitatif melalui field study atau wawancara, dilanjutkan dengan pendefinisian user model, dan kebutuhan pengguna serta teknis desain melalui konteks skenario. Kemudian, konsep desain dibuat dalam bentuk wireframe, diikuti oleh visualisasi desain website. Tahap akhir adalah evaluasi untuk memastikan desain memenuhi kebutuhan pengguna. Hasilnya adalah prototipe website Desa Kepongpongan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, mudah digunakan, dan mampu meningkatkan keterlibatan serta partisipasi warga. Evaluasi akhir menggunakan USER EXPERIENCE QUISIONNAIRE (UEQ) menunjukkan bahwa pendekatan Goal Directed Design berhasil menciptakan desain UI/UX yang lebih efektif dan efisien, dengan skor keseluruhan 1,69 ("Good"), kualitas hedonis 1,62 ("Excellent"), dan kualitas pragmatis 1,66 ("Excellent"). Kata kunci: : Goal Directed Design,Website,User Experience Quisionaire,UI/UX