Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Prinsip Agile pada Pembuatan Aplikasi Greentech: A Smarter Way to Reduce Electronic Waste Refaldi, Darrel Athaya; Faiz, Achmad; Sidiki, Moehammad Fazle Mawla; Ridwan, Muhammad Ali Husain; Rachmadi, Mohammad Geresidi; Fahmi, Muhammad Irsyad; Sholiq
LANCAH: Jurnal Inovasi dan Tren Vol. 2 No. 2 (2024): JUNI-NOVEMBER 2024
Publisher : Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET) - Lembaga KITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/ljit.v2i2.2826

Abstract

Indonesia menghasilkan sekitar 1,9 juta ton limbah elektronik pada tahun 2022, menjadikannya sebagai negara penghasil e-waste terbesar di Asia Tenggara. Metode daur ulang konvensional yang telah diterapkan sering tidak efektif karena kurangnya efisiensi dan skala yang memadai. Oleh karena itu, pendekatan baru yang lebih efisien dan berkelanjutan yang telah dirumuskan berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan keberhasilan penerapan teknologi daur ulang otomatis di berbagai negara. Di Indonesia, terdapat empat perusahaan yang terbilang cukup berhasil dalam menerapkan pengelolaan limbah elektronik dengan metode penjemputan dan penilaian nilai limbah, sehingga menjadikan motivasi dari lahirnya Project ‘GreenTech’ ini. Aplikasi GreenTech dikembangkan menggunakan metodologi Scrum, yang dipilih karena efektivitas dan efisiensinya dalam menghemat waktu dan biaya serta meningkatkan produktivitas tim. Metode Agile Development terbukti mampu mengelola penjualan limbah secara online dan menampilkan nilai serta harga jual limbah secara akurat. Penerapan Scrum dalam pengembangan GreenTech menunjukkan hasil positif dalam hal efisiensi dan kolaborasi tim, dengan proses pengembangan yang terstruktur memungkinkan penetapan prioritas dan pemantauan kemajuan secara efektif. Sehingga, dengan dasar ini kami yakin bahwa penerapan metode Agile dalam pengembangan aplikasi GreenTech akan berhasil. Namun, penelitian lebih lanjut dan waktu lebih lama masih diperlukan untuk mencapai kesempurnaan dalam pengelolaan daur ulang dan penilaian perangkat elektronik bekas. Sehingga, disarankan untuk mempertimbangkan metode Agile lainnya seperti Extreme Programming (XP) untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak melalui pengembangan iteratif dan kolaborasi intens.
Implementasi Prinsip Agile pada Pembuatan Aplikasi Greentech: A Smarter Way to Reduce Electronic Waste Refaldi, Darrel Athaya; Faiz, Achmad; Sidiki, Moehammad Fazle Mawla; Ridwan, Muhammad Ali Husain; Rachmadi, Mohammad Geresidi; Fahmi, Muhammad Irsyad; Sholiq
LANCAH: Jurnal Inovasi dan Tren Vol. 2 No. 2 (2024): JUNI-NOVEMBER 2024
Publisher : Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET) - Lembaga KITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/ljit.v2i2.2826

Abstract

Indonesia menghasilkan sekitar 1,9 juta ton limbah elektronik pada tahun 2022, menjadikannya sebagai negara penghasil e-waste terbesar di Asia Tenggara. Metode daur ulang konvensional yang telah diterapkan sering tidak efektif karena kurangnya efisiensi dan skala yang memadai. Oleh karena itu, pendekatan baru yang lebih efisien dan berkelanjutan yang telah dirumuskan berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan keberhasilan penerapan teknologi daur ulang otomatis di berbagai negara. Di Indonesia, terdapat empat perusahaan yang terbilang cukup berhasil dalam menerapkan pengelolaan limbah elektronik dengan metode penjemputan dan penilaian nilai limbah, sehingga menjadikan motivasi dari lahirnya Project ‘GreenTech’ ini. Aplikasi GreenTech dikembangkan menggunakan metodologi Scrum, yang dipilih karena efektivitas dan efisiensinya dalam menghemat waktu dan biaya serta meningkatkan produktivitas tim. Metode Agile Development terbukti mampu mengelola penjualan limbah secara online dan menampilkan nilai serta harga jual limbah secara akurat. Penerapan Scrum dalam pengembangan GreenTech menunjukkan hasil positif dalam hal efisiensi dan kolaborasi tim, dengan proses pengembangan yang terstruktur memungkinkan penetapan prioritas dan pemantauan kemajuan secara efektif. Sehingga, dengan dasar ini kami yakin bahwa penerapan metode Agile dalam pengembangan aplikasi GreenTech akan berhasil. Namun, penelitian lebih lanjut dan waktu lebih lama masih diperlukan untuk mencapai kesempurnaan dalam pengelolaan daur ulang dan penilaian perangkat elektronik bekas. Sehingga, disarankan untuk mempertimbangkan metode Agile lainnya seperti Extreme Programming (XP) untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak melalui pengembangan iteratif dan kolaborasi intens.
ANALISIS KORELASI PEARSON FAKTOR PENGARUH GENERATIVE AI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA ITS SURABAYA Refaldi, Darrel Athaya; Faiz, Achmad; Jawakory, Malvin Reynara; Rakhmawati, Nur Aini
Jurnal Sistem Informasi dan Aplikasi (JSIA) Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Sistem Informasi dan Aplikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52958/jsia.v2i2.7974

Abstract

This study aims to determine the effect of using Generative Artificial Intelligence (Gen-AI), specifically ChatGPT, on the critical thinking skills of students at the Sepuluh Nopember Institute of Technology (ITS) Surabaya. The research was conducted by distributing questionnaires to 53 ITS students containing questions about their perceptions of the ease of use, accuracy of answers, negative impacts on academics, and risks that may arise from the use of ChatGPT. The obtained data were then analyzed using Pearson correlation test and K-Means clustering. The results showed that there was no significant relationship between students' perceptions of the accuracy of ChatGPT's answers and its negative impact on academic activities. This means that students' perceptions of ChatGPT's accuracy do not affect their views on the potential negative impacts. K-Means clustering identified three groups of students with different perceptions of ChatGPT. Cluster 0 sees ChatGPT as a useful tool but remains wary of its potential negative impacts. Cluster 1 is unsure about the usefulness of ChatGPT. Cluster 2 is skeptical of ChatGPT's usefulness and more concerned about its negative impact on learning and originality of work. This research provides insight into how students view generative AI technology and can be a basis for further research on the impact of Gen-AI on education.