Pertumbuhan sektor pariwisata di Yogyakarta telah meningkatkan kebutuhan akan akomodasi berkualitas tinggi, khususnya hotel bintang 4 dan 5. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis properti hotel yang paling mempengaruhi minat menginap masyarakat Indonesia, baik dari aspek fisik, non-fisik, integrasi nilai budaya lokal, maupun praktik keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah survei kuantitatif eksplanatori dengan 385 responden, dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa properti fisik hotel seperti lokasi strategis dan kualitas fasilitas kamar memberikan pengaruh terbesar terhadap minat menginap, diikuti oleh kualitas pelayanan staf dan reputasi hotel sebagai properti non-fisik. Integrasi nilai budaya lokal, terutama kuliner autentik dan desain interior bernuansa Jawa, juga berkontribusi signifikan. Sementara itu, praktik keberlanjutan seperti pengurangan plastik sekali pakai memiliki pengaruh positif, namun lebih moderat. Temuan menunjukkan adanya perbedaan preferensi berdasarkan usia dan pendapatan, dengan generasi muda lebih menghargai aspek budaya dan keberlanjutan, sementara pendapatan tinggi fokus pada kenyamanan dan layanan. Penelitian ini menyarankan hotel untuk mengembangkan strategi diferensiasi melalui peningkatan kualitas fisik dan pelayanan, pelibatan nilai budaya lokal, serta optimalisasi keberlanjutan dan pemasaran digital untuk meningkatkan daya saing.