The purpose of this study is to analyze the implementation of the Desa Bersinar program from the National Narcotics Agency (BNN) of Denpasar City in Preventing Drug Abuse in Sidakarya Village, South Denpasar. The research method used is descriptive qualitative with data collection techniques, namely observation, interviews, and documentation. Based on the results of the study, it was studied using the program implementation theory by Charles O. Jones which consists of 3 (three) indicators, namely (1) Organization, (2) Interpretation, and (3) Application. The results of the study indicate that the organizational indicator cannot be said to be optimal due to limitations in financial resources and infrastructure resources. The interpretation indicator cannot be said to be optimal because the socialization activities have not touched all elements of society. While the application indicator cannot be said to be optimal because there is no routine activity schedule and there are obstacles. The organizational and application indicators need to be improved. Recommendations for the above problems are to increase the number and quality of drug counseling teams, increase socialization of the Desa Bersinar program, search for sources of funds or budgets, and innovation from the village (Pokja and IBM Siwa Berana) in designing other activities in the Desa Bersinar program. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program Desa Bersinar dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Sidakarya, Denpasar Selatan. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dikaji menggunakan teori implementasi program oleh Charles O. Jones yang terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu (1) Organisasi, (2) Interpretasi, dan (3) Aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator organisasi belum dapat dikatakan optimal dikarenakan adanya keterbatasan dalam sumber daya finansial dan sumber daya sarana prasarana. Indikator interpretasi belum dapat dikatakan optimal dikarenakan kegiatan sosialisasi belum menyentuh seluruh elemen masyarakat. Sedangkan indikator aplikasi juga belum dapat dikatakan optimal dikarenakan tidak adanya jadwal kegiatan yang rutin serta terdapat hambatan. Indikator organisasi dan aplikasi perlu untuk ditingkatkan. Rekomendasi atas permasalahan diatas, yaitu peningkatan jumlah dan kualitas tim penyuluh narkoba, peningkatan sosialisasi program Desa Bersinar, pencarian sumber dana atau anggaran,dan inovasi pihak desa (Pokja dan IBM Siwa Berana) dalam merancangkan kegiatan lain pada program Desa Bersinar. Kata Kunci: Implementasi Program, Desa Bersinar, BNN Kota Denpasar, Narkoba, Desa Sidakarya