Indonesia merupakan salah satu negara dengan hari guruh tertinggi di dunia yaitu 180 – 260 hari guruh/tahun. Dengan kerapatan sambaran petir mencapai 30 sambaran per tahun. Akibat dari sambaran petir langsung dapat menyebabkan kerusakan langsung pada bangunan yang dapat memakan korban jiwa. Pada bangunan tinggi sangat penting untuk pemasangan sistem reduksi petir sehingga resiko sambaran petir yang mengenai srutuktur bangunan kecil. Salah satu bangunan sistem reduksi petir yang sudah terpasang adalah Masjid Al-Kautsar Univesitas Pakuan, masjid ini sendiri sudah terpasang sistem reduksi petir konvensional, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis sistem reduksi petir yang sudah terpasang pada masjid dengan membandingkan sistem reduksi petir elektrostatis. Hasil analisis pembumian pada Masjid didapat hasil pada area masjid dan pada area lift masjid. Nilai indeks R pada standar PUIPP didapat nilai R=14 sedangkan untuk nilai indeks R pada standar NFPA 780 didapat nilai R=20. Area sudut perlindungan dan radius menggunakan konvensional dengan jumlah 6 buah splitzen yang dipasang pada 4 menara dan 2 kubah menunjukkan area radius yang tereduksi pada masjid sebesar pada menara dan pada kubah. Dengan menggunakan reduksi sambaran petir elektrostatis KURN 85 menunjukan hasil dimana area cakupan sudut reduksi didapat , untuk area radius setelah di hitung didapat 96,42 m pada sisi menara dan 95,45 m, pada sisi kubah panjang tiang penyangga yang dipasang pada kubah setinggi 2,45 m. Dari hasil analisis menunjukan jika pemasagan perangkat petir konvensional yang terpasang pada masjid, sudah cukup untuk memproteksi area masjid.