Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Moralitas Masyarakat Pada Anak Berkebutuhan Khusus Andeka, Ayu
ISTISYFA: Journal of Islamic Guidance and Counseling Vol 3, No 1: April 2024
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/istisyfa.v3i1.4579

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah moralitas masyarakat di Perumnas Alfatindo Air Sebakul kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pengambilan Sampel dalam penelitian ini sebanyak 202 masyarakat yang terdiri dari laki-laki 101 orang dan perempuan 101 orang. Metode analisis menggunakan uji one sample dengan cara mengkatagorisasikan tinggi dan rendah. Hasil yang didapatkan adalah yang berkatagorisasi tinggi sebesar 59%, yang artinya masyarakat di Perumnas Alfatondo Air Sebakul kota Bengkulu memiliki moralitas yang tinggi. Selain itu peneliti juga melihat moralitas masyarakat berdasankan gender. Hasil yang didapatkan adalah perempuan mendapatkan skor tinggi sebesar 53% sedangkan laki-laki mendapatkan skor tinggi sebesar 47% yang berarti perempuan memiliki moralitas yang tinggi dibandingkan laki-laki.
DAMPAK POSITIF POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL MAHASISWA UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU Andeka, Ayu
ISTISYFA: Journal of Islamic Guidance and Counseling Vol 1, No 1: April 2022
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/istisyfa.v1i1.2413

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan sering kita dapatkan orang-orang yang tidak bermoral dengan baik, yang mana hal ini adalah suatu perbuatan yang melanggar suatu tata hukum masyarakat  dan norma aturan yang diterapkan pada masa usia dini hingga dewasa. Perilaku yang menyimpang dari norma hukum yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan sebuah masalah yang sering terjadi pada mahasiswa baik di lingkungan kampus, keluarga, maupun masyarakat. Apabila tidak diatasi dengan baik maka moral yang tidak baik pula yang akan diterapkan oleh mahasiswa, hingga mengakibatkan perilaku kriminal dan bisa menjerumuskan mahasiswa tersebut masuk ke dalam penjara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak pola asuh orang tua terhadap pembentukan moral Mahasiswa UINFAS Bengkulu. Penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana, yang mana penelitian ini mengambil 118 sampel dengan menggunakan teknik pengumpulan teknik sampling kuota. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dengan skala likert. Dengan demikian berdasarkan olah data dapat disimpulkan terdapat dampak positif antara pola asuh orang tua terhadap pembentukan moral Mahasiswa UINFAS Bengkulu.
Deaf Children Spiritual Intelligence in Selebar District Bengkulu, Indonesia Pujiastuti, Triyani; Andeka, Ayu; Cintika, Honeza Amelia; Fa’ati, Refsi Anisa
Jurnal Penyuluhan Agama Jurnal Penyuluhan Agama | Vol. 10 No. 1, 2023
Publisher : Islamic Extension Guidance Study Program (BPI) of the Faculty of Da'wah and Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jpa.v10i1.30841

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecerdasan spiritual pada anak tunarungu, di mana seorang anak tunarungu dipandang dalam masyarakat tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan, tidak mampu menghadapi suatu hal yang dilematis, tidak memiliki kesadaran diri yang tinggi, tidak mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan serta tidak mampu berpikir holistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Dengan jumlah informan 5 orang, yang berjenis kelamin perempuan, dan berusia 20 - 25 tahun, teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menyebutkandiloihat dari 4 aspek kecerdasan spiritual adalah pada aspek kemampuan bersikap fleksibel 4 informan mampu untuk bersikap adaptif aktif dan satu informan lagi belum mampu dengan selalu memilih lingkungan yang cocok saja dengannya. Kelima orang mampu bersikap positif ketika dihadapkan pada kondisi yang dilematis. Pada aspek kesadaran diri yang tinggi semua informan mampu menyikapi hal yang bernilai dalam hidup dan mampu menganalisis kejadian berdasarkan keyakinannya. Aspek kemampuan menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, semua informan sudah mampu menjadikan kejadian buruk sebagai motivasi dan bisa memotivasi diri ketika menghadapi masalah.  Kemudian pada aspek terakhir yakni berfikir holistik, 4 informan sudah mampu memahami keterkaitan peristiwa yang dihadapi dan mampu mengambil hikmahnya sedangkan satu informan belum mampu melakukannya.Abstract: This study aims to analyze spiritual intelligence in deaf children, where a deaf child is seen in society as unable to adapt to the environment, unable to face a dilemmatic thing, not having high self-awareness, unable to face  and utilize suffering and unable to think holistically. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. The informant selection technique uses purposive sampling techniques. With the number of informants of 5 people, who are female, and aged 20 - 25 years, data collection techniques use observation and interviews with data analysis using  the Miles and Huberman models. The results of this study stated that of the 4 aspects of spiritual intelligence is in the aspect of the ability to be flexible, 4 informants are able to be actively adaptive and one more informant has not been able to always choose an environment that suits them. All five people are able to be positive when faced with dilemmatic conditions. In the aspect of high self-awareness, all informants are able to respond to things of value in life and are able to analyze events based on their beliefs. In terms of the ability to face and take advantage of suffering, all informants have been able to make bad events as motivation and can motivate themselves when facing problems. Then in the last aspect, namely holistic thinking, 4 informants have been able to understand the relationship between the events faced and are able to take their wisdom while one informant has not been able to do so.