Diare menjadi penyebab utama kematian pada anak dibawah 5 tahun. Kasus diare pada balita di Jawa Timur menunjukkan tren peningkatan selama 2021 hingga 2023. Diare pada balita merupakan masalah kesehatan serius yang dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, termasuk status gizi buruk, cakupan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dan kepadatan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran kasus diare pada balita di Jawa Timur berdasarkan status gizi buruk, kepadatan penduduk, dan keberhasilan program STBM selama tiga tahun terakhir (2021, 2022, dan 2023). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2021, 2022, dan 2023. Unit analisis penelitian ini meliputi 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan software QGIS (Quantum Geographic Information System). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki prevalensi diare pada balita yang tinggi berkaitan dengan tingginya angka status gizi buruk. Kota Surabaya memiliki prevalensi diare pada balita yang tinggi terkait dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan rendahnya cakupan STBM, sedangkan Kabupaten Jember memiliki prevalensi diare pada balita yang tinggi akibat rendahnya cakupan STBM. Adanya hubungan erat antara status gizi buruk, kepadatan penduduk, dan cakupan program STBM dengan distribusi kasus diare pada balita. Dan kabupaten/kota yang menjadi prioritas intervensi adalah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jember, dan Kota Surabaya.