Gastritis adalah kondisi inflamasi yang menyerang lapisan mukosa lambung dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati, mual, serta gangguan pencernaan lainnya. Prevalensi gastritis di Indonesia cukup tinggi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang buruk dan tingkat stres yang tinggi. Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung, sementara pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi asam, pedas, serta makanan cepat saji, dapat memperburuk kondisi lambung. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dan pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa STIE Ekadharma Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa program studi Sarjana Manajemen di STIE Ekadharma Indonesia, dengan 81 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner PSS-10 untuk mengukur tingkat stres dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk menilai pola makan. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan kejadian gastritis (p = 0,063; p < 0,1) serta antara pola makan dan kejadian gastritis (p = 0,017; p < 0,1). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat stres dan pola makan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gastritis. Oleh karena itu, mahasiswa disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat dan mengelola stres dengan baik guna mencegah terjadinya gastritis.