Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kecemasan pada siswi kelas 4-6 di pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Bekasi dalam menghadapi menarche. Permasalahan yang diangkat adalah perbedaan tingkat kecemasan berdasarkan pengetahuan dan lingkungan sosial. Menarche adalah fase penting yang dapat memicu berbagai reaksi psikologis, termasuk kecemasan, terutama pada anak perempuan yang baru mengalaminya. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan deskriptif komparatif. Lokasi penelitian berada di SD Sukasari 04 (pedesaan) dan SDN Bekasi Jaya III (perkotaan) dari bulan Mei hingga Juli 2024. Populasi penelitian terdiri dari 45 siswi pedesaan dan 30 siswi perkotaan yang telah mengalami menarche. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, sehingga diperoleh 30 siswi dari masing-masing lokasi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale dan dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswi di pedesaan (56,7%) mengalami kecemasan sedang, sedangkan di perkotaan, mayoritas (70,0%) mengalami kecemasan ringan. Rata-rata skor kecemasan di pedesaan adalah 52,10 dan di perkotaan 42,53, dengan perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan tingkat kecemasan antara siswi di pedesaan dan perkotaan. Tingkat pengetahuan yang lebih baik di perkotaan berkontribusi pada tingkat kecemasan yang lebih rendah. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, terutama di daerah pedesaan, agar anak perempuan dapat menghadapi menarche dengan lebih baik.