Bahasa memiliki banyak aspek dan komponen yang sangat kompleks terutama dalam penggunaannya saat berkomunikasi pada kehidupan sehari-hari. Perkembangan kemampuan bahasa pada anak dapat diprediksi melalui aspek morfologi dan aspek sintaksis. Luaran kemampuan bahasa memungkinkan anak menggunakan struktur kalimat dalam bersososialisasi sehingga aspek morfologi dan sintaksis anak perlu diperhatikan agar mengetahui perkembangan bahasa anak. Salah satu prediktor kemampuan bahasa anak adalah dengan mengetahui berapa rata-rata Panjang ujaran yang dihasilkan oleh anak dan berapa rata-rata kata yang diucapkan anak dalam satu ujaran serta bagaimana kelengkapan kalimat yang dihasilkan oleh anak. Penelitian ini bertujuan menganalisis rata-rata panjang ujaran yang juga dikenal dengan mean length utterance (MLU) dan kata pada setiap kalimat atau word per sentence (WPS) yang dihasilkan dengan kelengkapan produksi kalimat anak di kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional melibatkan 65 anak usia prasekolah (3–6 tahun) yang dipilih melalui simple random sampling. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji Spearman rank (bivariat) dan regresi linear (multivariat). Hasil temuan dari penelitian ini adalah jumlah kata sangat berpengaruh dalam produksi kalimat, dimana semakin banyak kata yang diucapkan maka kalimat yang dihasilkan akan semakin lengkap. Hasil analisis menunjukkan hubungan kuat secara bivariat antara rata-rata panjang ujaran (MLU) dan kata pada setiap kalimat (WPS) dengan kelengkapan produksi kalimat, serta secara multivariat terdapat hubungan yang signifikan antara WPS dan kelengkapan produksi kalimat, sehingga disarankan untuk mempertimbangkan faktor ini dalam pengembangan kemampuan bahasa anak.