Sekitar 15 juta individu kehilangan nyawa tiap tahunnya akibat dari tropical infectious dan parasitic disease. Di Indonesia, penyakit tropis seperti DBD dan malaria telah menjadi penyakit endemis, yang ditularkan melalui vektor nyamuk. Kasus DBD dan malaria menunjukkan tren naik-turun selama 4 tahun terakhir. Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan keberadaan populasi nyamuk yang tinggi. Pemantauan dapat dilakukan melalui pengukuran tingkat kepadatan jentik nyamuk. Sehingga, artikel ini bertujuan untuk menggambarkan kepadatan jentik nyamuk di wilayah kerja Puskesmas Kalijudan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif, melalui pengamatan di 3 kelurahan, yaitu di Kelurahan Kalijudan, Kalisari, dan Dukuh Sutorejo, yang dilakukan pada bulan Mei 2024. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 82 rumah. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan peralatan pengamatan jentik. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan kepadatan nyamuk melalui Density Figure (DF), dengan menggabungkan nilai House Index (HI), Container Index (CI), dan Breteau Index (BI), serta ABJ. Dari 82 rumah dan 148 kontainer yang diperiksa ditemukan nilai HI sebesar 28%, nilai CI sebesar 19%, nilai BI sebesar 35, sehingga nilai DF sebesar 4.33 dengan ABJ sebesar 72%. Wilayah kerja Puskesmas Kalijudan berada pada kategori waspada akan kepadatan jentik nyamuk dan perlu tindakan segera untuk mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk lebih lanjut, serta ABJ tidak mencapai target nasional. Sehingga perlu tindakan dalam manajemen pengendalian jentik nyamuk lebih dalam.